Sabtu, 14 Februari 2015

Hak Seorang Muslim Atas Muslim Lainnya oleh Rosilawati Febten

Assalamualaikum wr.wb.

           Segala puji bagi Allah, Yang Mengetahui segala yang gaib dan yang nyata, Yang Maha Kuasa menjalankan apa yang telah ditetapakan dan diinginkanNya, Dia yang telah menjadikan orang-orang beriman ini bersaudara dalam keimanan dan menyerupakan mereka dalam keutuhan antara mereka dengan sebuah bangunan, seperti yang disebutkan di dalam firmanNya:“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat”. QS. Al-Hujurat: 26


          Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah, yang tiada sekutu bagiNya dalam ketuhananNya dan dalam asma dan sifat serta kekuasaanNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya, imam orang-orang yang bertaqwa, peminpin mereka dan Rasul dan peminpin bagi orang-orang yang berjihad di jalan Allah.
Ya Allah curahkanlah shalawat dan salam kepada Muhammad, kepada para keluarga dan para shahabatnya, bintang-bintang yang mengarahkan kepada jalan petunjuk dan shalawat kepada setiap orang yang mengikuti mereka dengan kebaikan sehingga hari kiamat.Amma Ba’du:…


      Wahai sekalian manusia,,,bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa, sebab bertaqwa kepadaNya adalah perniagaan yang paling memberikan keberuntungan, dan ketahuilah bahwa kalian bersaudara dengan orang yang seiman dengan kalian dan persaudaraan yang dilandasi dengan keimanan lebih kuat daripada persaudaraan yang dilandasi dengan apapun.

Allah swt berfirman: "Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya. Barang siapa yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. Dan barang siapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahanam". (QS. Al-Mu’minun: 103)

Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Zukhruf: 67)


Wahai saudaraku seiman, wujudkanlah berbagai upaya yang bisa membentuk kasih sayang dan cinta di antara kalian, sebab-sebab yang membuat setiap individu senang kepada kebaikan, saling tolong menolong dan menjauhi segala factor yang melemahkan dan mengurangi kekuatan hubungan antara sesama muslim di dalam kehidupan nyata, sehingga dengannya amal kalian menjadi berkurang. Dan ketahuilah bahwa umat ini tidak bersatu dan perundang-undangannya tidak bisa terwujud secara sempurna kecuali dengan terbentuknya rasa cinta dan persaudaraan sebagaimana Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam telah memberitahukan hal tersebut di dalam sebuah sabdanya, “Orang mu’min yang satu dengan mu’min yang lain bagai sebuah bangunan yang saling menguatkan antara yang satu dengan yang lainnya”.

Dan Rasulullah saw telah bersabda, “Perumpaan orang-orang mu’min dalam kasih sayang, rasa cinta, solidaritas dan saling membantu antara mereka sama seperti badan yang satu, yang apabila ada di antara anggota badan tersebut yang mengaduh kesakitan maka anggota badan yang lain akan meregang kepanasan dan tidak bisa tidur”.

Alangkah agungnya persaudaraan tersebut dan alangkah indahnya akhlak yang terpuji ini, Allah Subahnahu Wa Ta’ala menajadikannya sebagai hikmah dan nikmat bagi orang-orang yang beriman, Allah swt berfirman:"Dan jika mereka bermaksud hendak menipumu, maka sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindungmu). Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mukmin,dan Yang mempersatukan hati mereka(^) (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (QS. Al-Anfal: 62-63)

Di dalam sebuah hadits dari Abu Dzar ra bahwa Rasulullah saw bersabda: "Wahai Abu Dzar maukah engkau jika aku tunjukkan kepadamu kepada sebuah perniagaan yang lebih baik daripada dunia dan seisinya" ?.

Maka akupun menjawab: Aku mau wahai Rasulullah, “Engkau berusaha untuk memperbaiki hubungan antara orang mu’min yang satu dengan yang lainnya apabila hubungan tersebut telah rusak dan engkau berusaha mendekatkan mereka jika mereka saling berjauhan”.

Dan Rasulullah saw bersabda, “Tidak halal bagi seorang muslim untuk menjauhi saudaranya melebihi tiga hari dan yang paling dari mereka adalah orang yang memulai dengan salam” (Muttafaq alaihi).


Syari’at Islam telah menjelaskan tetang keharaman saling memutuskan hubungan silaturrahmi antara pribadi yang beriman, mengharamkan namimah dan berjalan di muka bumi untuk berbuat kerusakan. Allah Subahanahu Wa Ta’ala berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu". (QS. Al-Hujurat: 6)

"Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) b
oleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang lalim".(QS. Al-Hujurat: 11)
Rasulullah saw bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang berjuang untuk mengadu domba sesama orang yang beriman”. (Muttafaq alaihi).

Rasulullah saw melarang saling mencela dan mengejek dan Beliau bersabda: "Di antara dosa besar yang paling besar adalah seorang lelaki mencela kedua orang tuanya". 
Dikatakan bagaimanakah seseorang dikatakan mencela kedua orang tuanya?. Rasulullah saw menjawab, “Seorang lelaki mencela bapak orang lain lalu dia membalas mencela bapaknya, dan seorang lelaki mencela ibu seseorang lalu dia membalas mencela ibunya”.


Dan cukuplah perbuatan ini sebagai perbuatan buruk di mana Allah menggambarkannya dengan gambaran yang keji. Allah mengumpamakannya dengan bangkai yang dimakan oleh seseorang. Di sebutkan di dalam firman Allah:“Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang”. (QS.Al-Hujurat: 12)

Kemudian Allah swt menyebutkan dalam ayat selanjutnya keutamaan persaudaraan dan akhlak yang baik sebagai bukti akan kemuliaan dan keagungan perbuatan ini. Allah swt berfirman: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal". (QS.Al-Hujurat: 13)

Wahai sekalian kaum muslimin hendaklah kalian menjaga persaudaraan yang dibangun atas dasar keimanan, sebab persaudaraan tersebut menciptakan rasa cinta dan menjauhkan permusuhan, dan renungkanlah firman Allah, Dzat yang telah menciptakan kalian:“…dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar".(QS. Al-Anfal: 46)

Dan renungkan pula sabda Rasulullah saw, “Ruh-ruh itu bagai tentara yang telah dipersenjatai, yang telah saling mengenal maka dia bersatu dan yang saling mengingkari pasti akan bercerai berai” . (HR. Bukhari dan Muslim) dan Sabda Nabi saw “Surga itu bagi orang yang mentaatiku walau dia seorang hamba sahaya dari Habsy, dan neraka itu bagi orang yang mendurhakai Aku (Rasulullah ) walau dia orang mulia dari suku Quraisy”.

Semoga Allah memberikan keberkahannya bagi kita semua di dalam Al-Qur’an yang mulia, dan Allah memberikan manfaat dengan ayat-ayat Allah Yang Maha Bijaksana yang tertera di dalamnya.
Marilah kita semua kaum muslimin untuk memohon ampunan dari segala dosa dan bertaubat kepada Allah subhanahu wata'ala, sebab Dia adalah Zat Yang Pengampun lagi Maha Penyayang.

Muhammad bin Abdullah bin Mu’aidzir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar