Minggu, 08 Februari 2015

TIPS MENJADI ORANG TUA YANG LEMBUT DAN SABAR*

ORANGTUA: Lembut dan Sabar


oleh Rosilawati Febten 7 Februari 2012 pukul 8:06


TIPS MENJADI ORANG TUA YANG LEMBUT DAN SABAR*

Assalamu’alaykum Wr Wb,
Saudaraku, Para Bunda, Ummi, Ibu, Mama yg dicintai ALLAH….
Mengatur emosi, utk kemudian mengekspresikannya dengan cara yang tepat adalah hal yg kita “pelajari” pada awal2 tahun kehidupan dan tentunya saat ini hal tsb sdh terinternalisasi sebagai bagian dari karakter dan kepribadian kita. Karena itu, ketika kita menjumpai bahwa ternyata kita belum dapat mengatur dan mengekspresikan emosi kita dengan tepat, maka diperlukan motivasi yang sangat kuat dalam diri kita utk berubah dan mjd pribadi yg lebih matang secara emosi.



Subhanallah…. 
Anak yg kita miliki pd hakikatnya adalah amanah yg ALLAH berikan. Amanah tsb tentunya hrs kita jaga sebaik mungkin shg dia bs berkembang dgn optimal dlm segala aspek, termasuk di dlmnya aspek emosi. Salah satu hal yg bs mjd motivator terbesar bagi org tua utk bs berubah mjd lebih baik adalah anak. Kita sbg orgtua tentunya menginginkan agar anak2 kita bs mjd individu yg memiliki rasa percaya diri yg tinggi, kritis, memiliki rasa ingin tahu yg tinggi, berani bertanya, memiliki toleransi terhadap stress yg tinggi, memahami kekuatan dan kelamahan dirinya, memiliki rasa empati yg tinggi, penuh rasa syukur terhadap penciptaNYA, mampu mengatur dan mengekspresikan emosinya dgn tepat, dan seluruh karakter positif lainnya. Dan sebagai “sekolah” pertama bagi anak, maka mereka pastinya akan mengadaptasi dan mengimitasi seluruh karakter orgtua di rumah.

Berdasarkan penelitian di bidang Neurologi, ternyata anak-anak yg seringkali mendapatkan label/ucapan yg negatif, teriakan2 atau bentakan2 dari lingkungannya, maka batang otak si anak akn mengalami pembengkakan yg akan menekan sistem limbik yg sangat berperan dalam mengendalikan emosi. KArena itu, tak heran bila anak2 yg kerap kali mendapatkan label2 negatif, bentakan dan teriakan apalagi dengan hukuman fisik, maka kelak ia akan mengalami kesulitan dalam mengendalikan emosi serta dalam membentuk konsep diri yg positif.




Hal ini lah yg sebaiknya perlu disadari oleh kita para orgtua utk mau berubah dan belajar utk mengatur dan mengendalikan emosi dgn lebih baik lagi.
Karakter anak2 usia 3 -5 thn memang masih cenderung egosentris. Biasanya anak2 pd usia ini dirasakan banyak orgtua menampilkan perilaku yg “menyebalkan”. Mereka biasanya tdk mau turut perintah orgtua, tdk mau mengerjakan hal2 yg diperintahkan dan malah mengerjakan hal2 yg tdk disukai orgtua. Namun karena hal2 tsb memang sangat wajar pada anak2 usia tsb, maka sebaiknya kita sbg orgtua hrs bs lebih bijak dan cerdas dlm memandang masalah tersebut. Anak memang tetap hrs diberitahu dan diajarkan ttg norma2 dan aturan yg berlaku dalam lingkungan dan keluarga, namun cara-nya tetap hrs disesuaikan dgn usia dan tingkat pemahaman anak. Selain itu, hal lain yg perlu diketahui oleh orgtua adalah, semua perilaku anak, pada dasrnya adalah bertujuan utk memancing perhatian dari kita orgtuanya. KArena itu, berikan perhatian yg besar saat anak menunjukkan perilaku yg kita harapkan, dan cukup kita abaikan saja perilaku anak yg negatif.

Ada beberapa hal penting yang bisa kita lakukan sehubungan dengan malatih diri kita sebagai org tua dalam upaya meningkatkan kemampuan pengendalian emosi, antara lain adalah :
1. Bila kita tdk ‘siap’ menghadapi anak yg saat itu sedang marah, menangis, teriak2, atau menunjukkan perilaku2 tantrum lainnya, maka sebaiknya kita ‘menyingkir’ terlebih dahulu utk menenangkan diri. Segera pindah dari hadapan anak, dan lakukan aktivitas2 yg bisa membuat kita lebih siap menghadapi anak dgn segala perilakunya. Ibu auat bapak bisa mengambil air wudhu, atau mandi, atau sholat sunnah 2 rakaat, atau masuk ke dalam kamar tidur utk berbaring sebentar, atau melakukan aktivitas2 lain yg bs membuat kita lebih tenang. Setelah kita merasa lebih siap, barulah kita masuk ke ‘arena’ anak tanpa mudah terpancing dgn perilaku tantrum anak.

2. Ketika anak sedang tantrum atau marah, kita tdk perlu menasehati panjang lebar. Cukup dengan memasang wajah afek datar dan abaikan segala perilaku tantrum tersebut. Nanti, ketika anak sdh tenang, barulah kita peluk, cium sambil kita katakan bahwa betapa kita sangat mencintainya. Sampaikan pada anak mengenai perasaan Ibu atau Ayah bila sang anak marah2, teriak2, melawan, pukul, banting2 barang, dll, dan tidak perlu nasihat yg panjang dan lebar. Jangan lupa, ketika anak menunjukkan perilaku yg positif, berilah apresiasi pada anak. Bisa dengan pujian yg disertai dengan senyum termanis dr Ibu dan Ayah, pelukan, ciuman, dll. Story telling atau mendongeng atau bercerita pada anak, juga merupakan terapi yg sangat efektif dalam membentuk karakter2 positif pada Balita kita. Ayah dan Ibu bisa membeli buku atau cukup “mengarang” cerita dengan konteks yg sesuai dengan masalah anak.

3. Org tua, Ayah dan Ibu juga harus memiliki waktu utk diri sendiri. Pd waktu ini, Ayah dan Ibu bisa melakukan aktivitas2 yg sifatnya relaksasi atau dengan mengerjakan hobby yg bs mengobati rasa jenuh. Tidak perlu waktu berjam2 lamanya, mendengarkan musik, membaca buku, berendam dibath tub dgn air yg hangat, olah raga, menelpon teman lama, merangkai bunga, berkebun, makan malam di luar bersama teman, adalah contoh2 aktivitas yg bisa dilakukan ayah dan ibu yg bisa membuat otak dan hati kita mjd lebih fresh. Dengan demikian diharapkan kita bisa jauh lebih siap dalam menghadapi segala perilaku anak.
4. Hal yg tak kalah penting adalah dengan banyak berdo’a dan selalu memohon kepada ALLAH SWT agar kita senantiasa diberikan keshabaran dalam mendidik anak-anak kita.
Demikian sharing dari saya. Semoga ALLAH SWT membantu kita utk mjd orgtua yg bijaksana, shabar, cerdas dan kreatif dalam mendidik, mengasuh dan membesarkan sang cahaya mata.
Wassalamu’alaykum Wr WB,
Fajriati Maesyaroh, Psi



Do’a Meminta Anak yang Shalih


Setiap orang yang telah berumah tangga atau akan pasti menginginkan si buah hati. Mungkin ada yang telah menanti bertahun-tahun, namun belum juga dikaruniai buah hati. Juga ada yang menginginkan agar anaknya menjadi sholeh. Maka perbanyaklah do’a akan hal tersebut. Banyak do’a yang telah dicontohkan dalam Al Qur’an dan Al Hadits. Di antaranya ada do’a yang berasal dari para Nabi ‘alaihimush sholaatu was salaam.
Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam, berkata, “Robbi hablii minash shoolihiin” [Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh]”. (QS. Ash Shaffaat: 100).

Ini adalah do’a yang bisa dipanjatkan untuk meminta keturunan, terutama keturunan yang sholeh. Dalam Zaadul Masiir (7/71), dijelaskan maksud ayat tersebut oleh Ibnul Jauzi rahimahullah, “Ya Rabbku, anugerahkanlah padaku anak yang sholeh yang nanti termasuk jajaran orang-orang yang sholeh.”

Asy Syaukani rahimahullah mengatakan apa yang dikatakan oleh para pakar tafsir, “Ya Rabb, anugerahkanlah padaku anak yang sholeh yang termasuk jajaran orang-orang yang sholeh, yang bisa semakin menolongku taat pada-Mu”.

Jadi yang namanya keturunan terutama yang sholeh bisa membantu seseorang semakin taat pada Allah.
Nabi Dzakariya ‘alaihis salaam berdo’a, “Robbi hab lii min ladunka dzurriyyatan thoyyibatan, innaka samii’ud du’aa’” [Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mengdengar doa] (QS. Ali Imron: 38).

Maksud do’a ini kata Ibnu Katsir rahimahullah, “Ya Rabb anugerahkanlah padaku dari sisi-Mu keturunan yang thoyyib yaitu anak yang sholeh. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar do’a.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 3/54)

Seseorang yang telah dewasa dan menginjak usia 40 tahun memohon pada Allah,“Robbi awzi’nii an asy-kuro ni’matakallatii an’amta ‘alayya wa ‘ala walidayya wa an a’mala shoolihan tardhooh, wa ash-lihlii fii dzurriyatii, inni tubtu ilaika wa inni minal muslimiin” [Ya Rabbku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri] (QS. Al Ahqof: 15).

Do’a ini juga berisi permintaan kebaikan pada anak dan keturunan.
Ibadurrahman (hamba Allah Yang Maha Pengasih) berdo’a, “Robbanaa hab lanaa min azwajinaa wa dzurriyatinaa qurrota a’yun waj’alnaa lil muttaqiina imaamaa” [Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami, isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa]. (QS. Al Furqon: 74)

Al Qurtubhi rahimahullah berkata,: “Tidak ada sesuatu yang lebih menyejukkan mata seorang mukmin selain melihat istri dan keturunannya taat pada Allah ‘azza wa jalla.” Perkataan semacam ini juga dikatakan oleh Al Hasan Al Bashri. (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 10/333)

Nabi kita saw pernah mendo’akan anak Ummu Sulaim, yaitu Anas bin Malikradhiyallahu ‘anhuma dengan do’a, “Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya, serta berkahilah apa yang engkau karuniakan padanya.” (HR. Bukhari no. 6334 dan Muslim no. 2480).

Dari sini seseorang bisa berdo’a untuk meminta banyak keturunan yang sholeh pada Allah, :“Allahumma ak-tsir maalii wa waladii, wa baarik lii fiimaa a’thoitanii“ (Ya Allah perbanyaklah harta dan anakku serta berkahilah karunia yang Engkau beri).”

Moga dengan lima do’a di atas, Allah menganugerahkan pada kita sekalian keturunan bagi yang belum dianugerahi dan dikaruniai anak-anak yang sholeh nan sholehah. Aamiin Yaa Samii’ud Du’aa’.

Muhammad Abduh Tuasikal

Referensi:
Fathul Qodir, Muhammad bin ‘Ali Asy Syaukani, Mawqi’ At Tafasir.
Fiqhud Du’aa’, Musthofa bin Al ‘Adawi, Maktabah Makkah, cetakan pertama, 1422 H.
Syarh Ad Du’a minal Kitab was Sunnah (Syaikh Sa’id bin Wahf Al Qohthoni), Mahir bin ‘Abdul Humaid bin Muqoddam, soft file (.doc)
Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ismail Ibnu Katsir, Muassasah Qurthubah.
Zaadul Masiir fi ‘Ilmi Tafsir, Ibnul Jauzi, terbitan Al Maktab Al Islami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar