Selasa, 10 Februari 2015

KUBURAN :Siksa/Azab

oleh Rosilawati Febten


APAKAH ADA SIKSA KUBUR.??

".........Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar". (QS. At-Taubah: 101). 
Di ayat ini teramat jelas bahwa Allah SWT menyiksa orang zalim itu dua kali, yaitu pada alam kubur dalam kematiannya yaitu se...telah nyawa dicabut hingga menjelang hari kiamat.Dan berikutnya adalah siksaan setelah hari kiamat yaitu di neraka.

Pada asalnya azab kubur ditimpakan kepada ruh karena setelah kematian hukum dilaksanakan kepada ruh. Sedangkan jasad jasad yang telah menjadi bangkai tidak butuh pengawetan, makan atau minum, bahkan dialah yang dimakan tanah. Akan tetapi Syaikhul Islam Ibnu Taimiah berkata, bahwa terkadang ruh masih berhubungan dengan jasad sehingga keduanya masih diazab atau disiksa bersamaan. Menurut Ahlus sunnah, ada lagi pendapat lain, bahwa nikmat dan azab ditimpakan kepada jasad tanpa ruh.

Ini dibuktikan dengan ditemukannya secara nyata pada kubur-kubur yang digali adanya bekas-bekas azab atau nikmat pada jasad penghuni kubur tersebut.
Beberapa orang telah mengabarkan kepada saya (Syaikh Ibnu Utsaimin) bahwa di sini, Unaizah, Saudi Arabia, ketika sedang berlangsung penggalian untuk membuat pagar batas Negara, dilaluilah sebuah kuburan. Ketika kuburan tersebut digali, di dalamnya ditemukan sosok mayat yang jasadnya masih utuh belum rusak, padahal kain kafannya telah
hancur dimakan tanah. Sebagian yang lain melihat jenggot mayat tersebut ber-hana (pewarna rambut) dan mengeluarkan semerbak bau seperti misk. Para pekerja pun menghentikan penggaliannya.
Kemudian mendatangi seorang ulama untuk menanyakan tentang hal yang mereka temui. Ulama tersebut memerintahkan untuk tidak mengganggu kubur tersebut. Jika tetap ingin menggali, di samping kanan atau kiri kubur tersebut.

Atas dasar keadaan seperti itu para ulama mengatakan bahwa ruh terkadang berhubungan dengan jasad sehingga azab diberikan kepada ruh jad jasad. Bisa pula dengan pemahaman hadits Nabi Saw “ Sesungguhnya kubur akan disempitkan untuk orang kafir sehingga berhimpitlah tulang rusuknya. ” (Musnad Ahmad III/126)
Hal ini menunjukkan bahwa azab ditunjukkan kepada jasad, karena tulang rusuk terdapat pada jasad.

"Ya Allah ampunilah dia, rahmatilah dia, selamatkanlah dia, maafkanlah dia, baguskanlah tempat tinggalnya, luaskanlah
kuburnya, mandikanlah ia dengan air, salju dan embun, bersihkanlah ia dari dosa dan kesalahan sebagaimana kain putih dibersihkan dari kotoran.Jadikanlah rumah yang lebih baik dari rumahnya, pasangan yang lebih baik dari pasangannya, masukkanlah ia ke dalam sorga dan lindungilah ia dari azab kubur dan azab neraka. Lapangkanlah ia dalam kuburnya dan berilah ia cahaya di dalamnya. (HR. Muslim)

Adzab dan nikmat kubur adalah benar adanya berdasarkan Al Qur ’an, As Sunnah dan ‘ijma ahlu sunnah. Nabi shallahu ‘ alaihi wasallam selalu memohon perlindungan kepada Allah dari adzab kubur dan memerintahkan umatnya untuk melakukan hal itu.
Dan hal ini hanya diingkari oleh orang-orang Mulhid . Mereka mengatakan bahwa seandainya kita membongkar kuburan tersebut, maka akan kita dapati keadaannya seperti semula. Banyak hadits-hadits mutawatir dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pembuktian adzab dan nikmat kubur bagi mereka yang berhak mengecapnya.Demikian juga pertanyaan Munkar dan Nakir. Semua itu harus diyakini dan diimani keberadaannya.
Dan kita tidak boleh mempertanyakan bagaimananya. Sebab akal memang tidak dapat memahami bentuk sesungguhnya. Karena memang tak pernah mereka alami di dunia ini. bahwa siksa kubur adalah siksa di alam Barzakh.

"Barangsiapa yang mati, dan berhak mendapatkan adzab, ia akan menerima bagiannya. Baik ia dikubur maupun tidak. Meski dimangsa binatang buas, atau terbakar hangus hingga menjadi abu dan bertaburan dibawa angin; atau disalib dan tenggelam di dasar laut. Ruh dan jasadnya tetap akan mendapat siksa, sama seperti orang yang dikubur. (lihat Tahdzib Syarh Ath Thahawiyah, Syaikh Abdul Akhir Hammad al Ghunaimi)

Bagaimana bentuk kenikmatan dan siksa yang akan dirasakan,tidak perlu kita bandingkan dengan apa yang didapat di dunia sekarang ini. Yang jelas, kenikmataan dan siksaan itu merupakan realitas yang harus kita imani.

Nash-nash Al Qur’an dan sunah yang dijadikan dalil adanya pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir serta adanya kenikmatan dan siksa di alam kubur antara lain sebagai berikut: “Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan di dunia dan di akhirat... ” (QS.Ibrahim:27).

Menurut Rasullah saw. al-qaulu as-tsabit dalam ayat di atas adalah kesaksian -bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan Muhammad Rasulullah- yang diberikan oleh seorang muslim di dalam kubur tatkala ditanya oleh malaikat. (HR. Bukhari
dan Muslim)

“....Dan Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang. Pada hari terjadinya kiamat (dikatakan kepada malaikat): ‘ Masukkan Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab
yang sangat keras.”
Dalam ayat di atas, ada dua azab yang ditimpakan oleh Allah kepada Fir ’aun dan kaumnya.
Pertama, ditampakkan neraka pada pagi dan petang.
Kedua, dimasukkan ke dalam azab yang sangat keras.
Jika azab yang kedua dinyatakan setelah terjadinya kiamat, tentu azab yang pertama terjadi antara kematian dan kebangkitan, yaitu di alam kubur.

Rasulullah saw. bersabda, “ Sesungguhnya jika seseorang telah diletakkan di dalam kuburannya dan ditinggalkan oleh teman-temannya, maka ia mendengar bunyi sandal mereka, maka saat itu ia didatangi oleh dua malaikat yang kemudian mendudukkannya dan bertanya: “Bagaimana pendapatmu tentang ini (maksudnya Nabi Muhammad saw )?”
Seorang mukmin akan menjawab: “Aku bersaksi bahwa ia adalah hamba dan utusan Allah. ”
Lalu malaikat itu berkata kepadanya: “Lihatlah, tempatmu di neraka sana sudah diganti oleh Allah dengan tempat di surga, kemudian ia melihat kedua tempat itu.

Adapun orang munafik dan kafir, ketika ditanya:“ Bagaimana pendapatmu tentang orang ini?”
ia menjawab: “Saya tidak tahu. Saya hanya mengatakan apa kata orang saja. ”
Lalu dIkatakan kepadanya: “ Kamu tidak tahu dan tidak pernah membaca namanya ?” Lalu ia dipukul dengan palu besi hingga menjerit kesakitan, yang jeritannya itu didengar oleh makhluk disekitanya, kecuali oleh manusia dan jin. ” (Muttafaqun ‘alaih)

Menurut Dr. Muhammad Na ’im Yasin dalam bukunya Al-Iman, hadits-hadits shahih yang menerangkan adanya azab kubur sangat banyak dan mencapai derajat mutawir (meyakinkan/pasti).

Kesimpulannya,
kuburan adalah tempat jenazah dikuburkan, sedangkan alam kubur atau alam barzah adalah alam atau kehidupan yang akan dirasakan oleh setiap orang yang telah wafat. Walaupun keberadaan alam kubur itu tidak bisa dibuktikan secara empirik, kita harus yakin bahwa alam kubur itu ada. apa di dalam Quran di ceritakan bagaimana cara bersolat? Sebab itu diutuskan rasul junjungan besar. Kalau anda mengambil saja di dalam Quran maka nya masalah besar kamu hendak mengikut syariat.

Sudah di sabda oleh rasul kita bahwa azab kubur itu tetap terjadi, jadi biar apa pun bentuk yang di sIksa tetap penyIksaan itu ada. Hal2 yang remeh yang membuat kan kita lebih memahami apa hikmat nya sesuatu. Dan hal yang remeh membuat kita lebih beriman kepada ALLAH.

(JANGAN TERPENGARUH DENGAN AKAL KERANA AKAL ITU BERGANTUNG KEPADA ILMU DAN ILMU ITU SIFATNYA BERLAWANAN ANTARA SATU SAMA LAIN. BERSIHKANLAH HATI NESCAYA KAU AKAN MERASA HAKIKAT IMAN DAN AKAL MU AKAN MENERIMA ILMU YANG TIADA PERTENTANGAN DALAM MENGESAKAN ALLAH)

Tapi kalau anda tetap pada prisip anda silahkan saja. dan perlu diingat bahwa jika mau ijtihad lebih baik anda harus mmenguasi :
1.Bahasa arab,
2. menguasai Al-qur'an,
3. mengusai hadist,
4.menguasai usul fiqih.
5. menguasai qias
6. menguasai ijma' ulama.wallohu'alam bissawab wallohu'alam

SEBAB-SEBAB SIKSA KUBUR
Kehidupan dunia adalah ladang untuk akhirat. dikehidupan dunia semua yang likakukan oleh setiap orang akan dihitung dan akan diberikan akibat dan balasannya. jika baik maka baik pula balasan dari Allah baginya. dan jika buruk maka buruk pula balasan dari Allah atasnya kecuali orang-orang yang Allah kehendaki. 

Kehidupan di alam kubur adalah sebuah masa yang akan dialami setiap manusia setelah kehidupannya di dunia dan sebelum memasuki kehidupan di akherat. tidak seorang pun yang akan melewatkan kehidupan ini, baik kaya atau miskin, sehat atau sakit, orang baik atau buruk. semua akan mengalami kehidupan kubur ini.

Ada 2 kemungkinan ketika seseorang yang telah meninggal dan telah masuk dalam kehidupan kubur. di siksa atau di beri kenikmatan. dan pada pembahasan saat ini, adalah tentang sebab-sebab siksa kubur. adapun termasuksebab-sebab seseorang memperoleh siksa kubur adalah sebagai berikut :

1. Adu Domba.
Yaitu perkataan yang memprovokasi antar orang untuk saling membenci dan bermusuhan atau istilah populernya adalah adu domba. dari Ibnu Abbas -Rodhiyallah 'anhu- berkata ketika Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- berjalan melewati 2 kuburan bersabda :
"Bahwasanya kedua orang tersebut sedang di siksa. dan meraka di siksa tidak karena dosa besar (menurut manusia), salah satu dari mereka (di siksa) karena adu domba (namimah)." (HR Bukhori dan Muslim)

2. Tidak Cebok Setelah Kencing.
Perkara tidak cebok setelah kencing mungkin telah dianggap biasa oleh kebanyakan orang. dan mungkin itu juga telah dianggap hal yang sepele dan tanpa akibat. akan tetapi aggapan itu sangatlah salah, karena tidak cebok setelah kencing adalah salah satu sebab seseorang mendapatkan siksa kubur. Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda pada lanjutan hadist diatas :
  "...adapun yang lainnya maka dia tidak cebok setelah kencing." (HR Bukhori dan Muslim)

3. Korupsi/Mengambil Sebagian Harta Masyarakat Muslim.
Berbuat korupsi/mengambil harta dari masyarakat muslim walau sedikit tanpa hak adalah salah satu dari penyebab seseorang mendapatkan siksa kubur. Allah berfirman :
Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu.." (QS Ali Imran : 161)

4. Tidak Membaca Al-Qur'an.
Enggan atau tidak mau membaca al-qur'an juga salah satu penyebab mendapat siksa kubur. dan juga barang siapa yang tidak membaca al-qur'an maka termasuk musuh para Nabi. Allah berfirman :
"Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan. Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi petunjuk dan Penolong." (QS Al-Furqan : 30-31)

Diatas adalah beberapa penyebab seseorang mendapatkan siksa kubur. Alloh dan Rosul-Nya telah memperingatkan setiap manusia. tinggal diri kita yang sadar atau tidak.
Semoga Alloh menghindarkan diri kita dari siksa kubur. Amien.

Silahkan tag sendiri yaa...

FAKTOR PENYEBAB SIKSA KUBUR
 Siksa kubur memiliki beberapa faktor penyebab, di antaranya sebagaimana yang disebut dalam hadits berikut:
“Dari Ibnu Abbas, beliau berkata: Nabi pernah melewati dua kuburan, kemudian beliau bersabda: “Sesungguhnya penghuni kubur sedang disiksa, keduanya tidak disiksa dalam masalah yang berat, salah satunya karena tidak menjaga dari air kencing, adapun yang kedua dia suka mengadu domba. Lalu beliau mengambil pelepah kurma yang masih basah dan membelahnya menjadi dua dan menancap kan pada masing-masing kubur satu buah. Mereka bertanya: “Ya Rosululloh, kenapa kamu lakukan hal ini? Beliau menjawab: Agar diringankan siksa keduanya selama belum kering.”[HR. Bukhori 216 dan Muslim 29]

Hadits ini menjelaskan kepada kita tentang sebagian faktor penyebab adzab kubur, yaitu meremehkan najisnya air kencing dan namimah. Al-Hafizh Ibnu Rojab berkata: “Sebagian ulama menyebutkan rahasia dibalik pengkhususan “kencing dan namimah” sebagai faktor siksa kubur, yaitu karena alam kubur adalah rumah utama menuju kampung akhirat.
Kemaksiatan yang akan diberi balasan besok pada hari kiamat ada dua macam: Hak Alloh Ta’ala dan hak hamba. Hak Alloh Ta’ala pertama kali yang diadili adalah sholat, sedang hak hamba adalah darah. Adapun barzakh adalah tempat untuk mengadili perantara dua hak tersebut. Perantara sholat adalah suci dari hadats dan najis, sedangkan perantara pertumpahan darah adalah namimah dan mencela kehormatan. Jadi dalam alam barzakh dimulai untuk membalas kedua perantara tersebut.”[Ahwal Qobr hlm..89]

WAKTU SIKSA KUBUR
Hadits di atas juga menjelaskan tentang waktu siksa kubur, apakah seterusnya hingga hari kiamat ataukah hanya sementara?!
Jawabannya diperinci: Bagi orang kafir, maka siksaannya kekal sampai hari kiamat, seperti kaum Nuh dan pengikut Fir’aun, mereka akan tetap disiksa hingga kiamat tiba. Adapun bagi orang mukmin yang bermaksiat, maka siksaan mereka tidak kekal, bisa lama atau bisa juga sebentar sesuai dengan dosa dan ampunan Alloh Ta’ala.[Lihat Syarh al-Akidah al-Wasithiyyah Ibnu Utsaimin 2/123]

MENGAPA SIKSA KUBUR TIDAK DINAMPAKKAN?
Merupakan hikmah mengapa Alloh Ta’ala tidak menampakkan siksa kubur bagi manusia adalah:
1. Untuk menutupi aib mayit.
2. Untuk menenangkan keluarga mayit.
3. Sebagai kasih sayang kepada manusia.

Karena Alloh Ta’ala mengetahui bahwa manusia tidak akan kuat melihatnya. Mungkin kita akan selalu dibayangi dengan ketakutan manakala adzab itu ditampakkan. Untuk menguji keimanan seorang terhadap masalah ghoib.
Seandainya dinampakkan berarti apa faedahnya ujian, sebab manusia akan beriman kepada sesuatu yang mereka saksikan dengan mata kepala mereka. Berbeda halnya bila tidak nampak maka hanya akan diimani oleh orang yang beriman saja.[Syarh Akidah Wasithiyyah, Ibnu Utsaimin 2/118]

JENIS-JENIS SIKSA KUBUR
Siksa Kubur memiliki beberapa jenis siksaan:
1. Dipukul dengan palu besi sehingga berteriak keras. 
“Dari Anas dari Nabi, beliau bersabda: “Seorang hamba apabila dipendam di kuburnya, dan orang-orang yang mengantarnya telah berpaling meninggalkannya, maka dia mendengar suara sandal mereka. Lalu datanglah dua malaikat kemudian menyuruhnya duduk seraya bertanya padanya:Apa yang kamu katakan tentang Muhammad?
Dia menjawab: Saya bersaksi bahwa dia adalah hamba Alloh dan Rosul-Nya,maka dikatakan padanya: Lihatlah calon tempat mu di neraka telah diganti oleh Alloh tempat di surga.Nabi bersabda: Maka dia melihat keduanya. Adapun orang kafir atau munafiq maka dia menjawab: Saya tidak tahu, aku mengatakan apa yang diucapkan manusia. Lalu dikatakan padanya: “Kamu tidak tahu, kemudian dia dipukul dengan palu dari besi satu pukulan di antara dua telinganya, sehingga dia berteriak dengan teriakan yang bisa didengar oleh sekitarnya kecuali jin dan manusia.”[HR. Bukhori 1273, 1308 dan Muslim 2870] 

2. Dihimpitkan kuburnya
Dari Baro’ bin Azib berkata: Rosululloh  saw bersabda: “…Adapun orang kafir, maka dia dikembalikan ruhnya dan didatangi dua malaikat dan menyuruhnya duduk seraya mengatakan: Siapa Robbmu? Dia menjawab: Ha, ha, ha, saya tidak tahu. Malaikat bertanya: Apa agamamu? Dia menjawab: Ha, ha saya tidak tahu. Malaikat bertanya lagi: Siapakah lelaki yang diutus kepadamu? Dia menjawab: Ha, ha saya tidak tahu. Maka ada seruan dari langit: Hamba ini berdusta, maka bentangkan tempat untuknya dari neraka dan pakaikan untuknya ……………dari neraka dan bukakan untuknya pintu ke neraka. Akhirnya datanglah kepadanya udara panas lagi beracun dan dihimpit kan baginya kuburannya hingga bengkok semua tulangnya. Dalam hadits Jarir ada tambahan: “Kemudian diutus kepadanya seorang yang buta dan tuli dengan membawa alat pukul dari besi yang seandainya dipukul kan ke gunung maka dia menjadi tanah. Setelah itu dia dipukul sehingga dia berteriak dengan teriakan yang didengar oleh Jin dan manusia sehingga dia menjadi tanah.”  [HR. Abu Dawud 2/281, al-Hakim 1/37-40, ath-Thoyyalisi: 753, Ahmad 4/287, 288, 295, 296, al-Ajurri dalam asy-Syari’ah 367-370, Nasai’ 1/282, Ibnu Majah 1/469-470, Abu Dawud 2/70, Ahmad 4/297, dishohihkan al-hakim, adz-Dzahabi, Ibnul Qoyyim v\ dalam I’lamul Muwaqqi’in 1/214 dan Tahdzibus Sunan 4/337 dan dia menukil penshohihan Abu Nu’aim dan selainnya. (Dinukil dari Ahkamu Janaiz, al-Albani hlm. 159, cet al-Maktab Islam). Imam Ibnu Qoyyim v\ dalam kitabnya Ar-Ruuh hlm. 91 menyebutkan bahwa Imam Daruqutni telah mengumpulkan jalan-jalan riwayat hadits Baro’ bin Azib tentang nikmat dan siksa kubur dalam sebuah buku khusus]

3. Digigit ular berbisa
“Dari Abu Huroiroh Rosululloh saw, bersabda: Sesungguhnya seorang mukmin di kuburnya dalam taman yang hijau dan di luaskan kuburnya tujuh puluh hasta, dan diberi penerang seperti malam bulan purnama.
Tahukah kalian tentang apakah ayat ini turun?
“Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thoha: 123-124)
Mereka menjawab: “Alloh dan Rosul-Nya lebih tahu.” Beliau bersabda: “Adzab orang kafir di kuburnya. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, dia akan serang oleh sembilan puluh sembilan tinnin, tahukah kalian apa itu tinnin? Tujuh puluh ular, setiap ular memiliki tujuh kepala yang menghisapnya hingga hari kiamat.” [HR. Ibnu Hibban: 3112 dan dihasankan al-Albani dalam Shohih Targhib: 3552 dan At-Ta’liqot al-Hisan 5/102-103]

by. abiubaidah.
-------------------------------------
[1] Diringkas dari buku kami dengan judul Adakah Siksa Kubur? Cet. Pustaka Darul Ilmi,Bogor. Bagi yang ingin memperluas pembahasan, silahkan lihat kitab aslinya.

Siapa Bilang Pembicaraan Mengenai Siksa Kubur Tidak Ada Dalam Al Qur’an?*
Assalamualaikum wr.wb.
Allah Ta'ala berfirman  :"Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki. (QS. Ibrahim: 27).
Sebuah lafaz dalam ayat di atas menyebutkan tentang : ucapan yang teguh yang dalam bahasa al-Qur’an al-Karim di sebut dengan “al-qouluts-tsabit”.
Dijelaskan oleh Rasulullah SAW bahwa itu adalah tentang pertolongan Allah SWT ketika seseorang menghadapi azab kuburnya. Kalau kita buka kitab Shahih Muslim, hadits nomor 2871, ada hadits nabawi yang menjelaskan bahwa ayat ini terkait dengan pertanyaan malaikat di dalam kubur.

Ayat Pertama: Siksaan bagi Fir’aun dan Pengikutnya di Alam Kubur. 
Allah Ta’ala berfirman, “Dan Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang , dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras”.” (QS. Al Mu’min: 45-46)

Mari kita perhatikan penjelasan para pakar tafsir mengenai potongan ayat ini: “Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang.”
Al Qurtubhi rh mengatakan, “Sebagian ulama berdalil dengan ayat ini tentang adanya adzab kubur. … Pendapat inilah yang dipilih oleh Mujahid, ‘Ikrimah, Maqotil, Muhammad bin Ka’ab. Mereka semua mengatakan bahwa ayat ini menunjukkan adanya siksa kubur di dunia.” (Al Jaami’ Li Ahkamil Qur’an, 15/319)

Asy Syaukani rh mengatakan, “Yang dimaksud dengan potongan dalam ayat tersebut adalah siksaan di alam barzakh (alam kubur). ” (Fathul Qodir, 4/705)

Fakhruddin Ar Rozi Asy Syafi’i rh mengatakan, “Para ulama Syafi’iyyah berdalil dengan ayat ini tentang adanya adzab kubur. Mereka mengatakan bahwa ayat ini menunjukkan bahwa siksa neraka yang dihadapkan kepada mereka pagi dan siang (artinya sepanjang waktu) bukanlah pada hari kiamat nanti. Karena pada lanjutan ayat dikatakan, “dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras” [Berarti siksa neraka yang dinampakkan pada mereka adalah di alam kubur]. Tidak bisa juga kita katakan bahwa yang dimaksudkan adalah siksa di dunia. Karena dalam ayat tersebut dikatakan bahwa neraka dinampakkan pada mereka pagi dan siang, sedangkan siksa ini tidak mungkin terjadi pada mereka ketika di dunia. Jadi yang tepat adalah dinampakkannya neraka pagi dan siang di sini adalah setelah kematian (bukan di dunia) dan sebelum datangnya hari kiamat. Oleh karena itu, ayat ini menunjukkan adanya siksa kubur bagi Fir’aun dan pengikutnya. Begitu pula siksa kubur ini akan diperoleh bagi yang lainnya sebagaimana mereka.” (Mafaatihul Ghoib, 27/64)

Ibnu Katsir rh mengatakan, “Ayat ini adalah pokok aqidah terbesar yang menjadi dalil bagi Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengenai adanya adzab (siksa) kubur yaitu firman Allah Ta’ala, “Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7/146)

Ibnul Qoyyim rh menafsirkan ayat di atas, “Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang”, ini adalah siksaan di alam barzakh (di alam kubur). Sedangkan ayat : “dan pada hari terjadinya Kiamat” adalah ketika kiamat kubro (kiamat besar). (At Tafsir Al Qoyyim, hal. 358)

Dari QS. Al Mu’min: 45-46 ini kemudian di kuatkan juga dengan ayat lainnya yang juga menyebutkan ada dua kali kematian yaitu kematian dari hidup di dunia ini dan kematian setelah alam kubur. Mereka menjawab : “Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali , lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah sesuatu jalan untuk keluar ?” (QS. al-Mu’min : 11).

Dari al-Barra’ bin Azib dari Rasulullah SAW bahwa ketika seorang mukmin di dudukkan di dalam kuburnya, didatangilah oleh malaikat kemudian dia bersyahadat tiada tuhan kecuali Allah SWT dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah SAW. Maka itulah makna bahwa Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh . (HR. Bukhari).

Ibnul Qoyyim rh mengatakan,“Bukan hanya satu orang salaf namun lebih dari itu, mereka berdalil dengan ayat ini tentang adanya siksa kubur.” (At Tafsir Al Qoyyim, hal. 358). Begitu pula Ibnul Qoyyim rh menyebutkan ayat-ayat lain yang menunjukkan adanya siksa kubur.

“Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu” Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya.” (QS. Al An’am: 93)

Begitu pula Ibnu Abil ‘Izz rh ketika menjelaskan perkataan Ath Thohawi mengenai aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang meyakini adanya siksa kubur, selain membawakan surat Al Mu’min sebagai dalil adanya siksa kubur, beliau ra juga membawakan firman Allah Ta’ala, “Maka biarkanlah mereka hingga mereka menemui hari (yang dijanjikan kepada) mereka yang pada hari itu mereka dibinasakan, (yaitu) hari ketika tidak berguna bagi mereka sedikitpun tipu daya mereka dan mereka tidak ditolong. . Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS. Ath Thur: 45-47)

Setelah membawakan ayat ini, Ibnu Abil ‘Izz mengatakan, “Ayat ini bisa bermakna siksa bagi mereka dengan dibunuh atau siksaan lainnya di dunia. Ayat ini juga bisa bermakna siksa bagi mereka di alam barzakh (alam kubur). Inilah pendapat yang lebih tepat. Karena kebanyakan dari mereka mati, namun tidak disiksa di dunia. Atau ayat ini bisa bermakna siksa secara umum.” (Syarh Al ‘Aqidah Ath Thohawiyah, 2/604-605)

Begitu juga dapat kita lihat dalam kitab Shahih Muslim, terdapat hadits dari Al Baroo’ bin ‘Aazib rh. Beliau membicarakan mengenai firman Allah Ta’ala, :“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Ibrahim: 27)

Al Baroo’ bin ‘Aazib mengatakan, “Ayat ini turun untuk menjelaskan adanya siksa kubur.” (HR. Muslim)
Bahkan Ibnul Qoyyim rh, ulama yang sudah diketahui keilmuannya mengatakan bahwa hadits yang menjelaskan mengenai siksa kubur adalah hadits yang sampai derajat mutawatir. (Lihat At Tafsir Al Qoyyim, 359)

Kemudian ayat yang lainnya Allah Ta’ala berfirman, “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta“. (QS. Thahaa: 124)

Ibnul Qoyyim rh mengatakan, “Bukan hanya satu orang salaf namun lebih dari itu, mereka berdalil dengan ayat ini tentang adanya siksa kubur.” (At Tafsir Al Qoyyim, hal. 358)

“Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar“. (QS. At-Taubah : 101).
Di ayat ini teramat jelas bahwa Allah SWT menyiksa orang zalim itu dua kali yaitu pada alam kubur dalam kematiannya, setelah nyawa di cabut hingga menjelang hari kiamat dan berikutnya adalah siksaan setelah hari kiamat yaitu di neraka.

Siksa Kubur Dikuatkan Oleh Hadits-hadits Shahih*
Selain ayat Quran di atas, urusan keberadaan siksa kubur ini juga dikuatkan oleh banyak hadits shahih lainnya. Misalnya hadits berikut ini:
Rasulullah SAW bersabda, ”…Lalu ruh jahat itu dikembalikan ke dalam jasadnya dan dua malaikat mendatanginya seraya bertanya, ”Siapakah rabb-mu? Orang itu menjawab, ”hah..hah..aku tidak tahu”. Malaikat itu bertanya lagi, ”Siapakah manusia yang diutus kepada kalian?”. “hah..hah..aku tidak kenal”, jawabnya. Lalu diserukan suara dari langit bahwa dia telah mendustakan hamb-Ku. Maka dekatlah dengan neraka dan dibukakan pintu neraka hingga panas dan racunnya sampai kepadanya. Lalu kuburnya disempitkan hingga tulang-tulang iganya saling bersilangan. Dan didatangkan kepadanya seorang yang wajahnya buruk, pakaiannya buruk dan baunya busuk dan berkata kepadanya, ”Berbahagialah dengan amal jahatmu. Ini adalah hari yang kamu pernah diingatkan. Dia bertanya, ”siapakah kamu, wajahmu adalah wajah orang yang membawa kejahatan?” “Aku adalah amalmu yang buruk”. “Ya Tuhan, jangan kiamat dulu”.(HR Ahmad dalam musnadnya 4/287 hadits no. 4753 dan Abu Daud 4/239 hadits no. 18557 – hadits Shahih).

Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Sesungguhnya seorang hamba ketika diletakkan di kuburnya dan ditinggalkan oleh teman-temannya, maka dia masih mendengar suara sandal mereka.” Imam Bukhari menambahkan, ”Sedangkan orang munafik dan kafir diserukan kepada mereka, ”


Dari Aisyah ra bahwa seorang wanita yahudi mendatanginya dan bercerita tentang azab kubur dan berkata,”Semoga Allah SWT melindungimu dari azab kubur”. Lalu Aisyah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang keberadaan azab kubur itu. Rasulullah SAW menjawab, ”Ya, azab kuburitu ada”. Aisyah ra berkata, ”Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAWmelakukan shalat kecuali beliau berlindung kepada Allah SWT dari azab kubur”. (HR Bukhari)


Dari Anas r.a. berkata:Nabi saw bersabda, “Ya Allah, sesungguhnya tidak ada kehidupan yang sebenarnya kecuali kehidupan akhirat.”(HR Bukhari – Muslim)

Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,“Tinggalkan tujuh dosa yang akan membinasakan.” Sahabat bertanya, “Apakah itu, ya Rasulullah?” Nabi saw menjawab, “Menyekutukan Allah, Sihir (tenung), membunuh jiwa yang diharamkan Allah membunuhnya kecuali dengan hak, memakan riba, memakan harta anak yatim,melarikan diri pada waktu perang, menuduh wanita Mu’minat yang sopan dengantuduhan berzina.” (HR Bukhari – Muslim)

Ada sebuah do’a yang di panjatkan oleh beliau dan diriwayatkan dengan shahih dalam shahih al-Bukhari. 
Dari Aisyah ra bahwa Rasulullah SAW berdo’a dalam shalat, “Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari azab kubur” (HR. Bukhari kitab azan bab doa sebelum salam hn. 789).
Dalam kitab shahihnya itu, al-Bukhari pun membuat satu bab khusus azab kubur. 

Dalam kitab shahihnya itu juga. al-Bukhari membuat satu bab khusus tentang berlindung kepada Allah SWT dari azab kubur. Dari Musa bin ‘Uqbah berkata bahwa telah menceritakan kepada anak wanita Khalid bin Said bin Al-Ash ra bahwa dia telah mendengar Rasulullah SAW berlindung kepada Allah SWT dari azab kubur. (HR. Bukhari kitab Janaiz Bab At-Ta’awwuz min azabil Qabri hal. 1287).
Dari Aisyah ra bahwa beliau bertanya kepada Rasulullah SAW tentang apakah Manusia diazab di dalam kubur, lalu Rasulullah SAW menjawab, “Aku berlindung kepada Allah SWT dari hal itu (azab kubur). (HR. Bukhari kitab jum’at bab berlindung kepada Allah SWT dari azab kubur ketika gerhana hal. 991, 996).

Yang menolak adanya siksa kubur
Inilah di antara kekeliruan dan penyimpangan kelompok yang selalu menggembar gemborkan khilafah dalam setiap orasi mereka (dengan isyarat seperti ini mudah-mudahan kita tahu kelompok tersebut). Mereka menolak adanya siksa kubur karena beralasan bahwa riwayat yang menerangkan aqidah semacam ini adalah hadits ahad. Sedangkan hadits ahad tidak boleh dijadikan rujukan dalam masalah aqidah karena aqidah harus 100 % qoth’i, tidak boleh ada zhon (sangkaan) sedikit pun.
Sekarang kami tanyakan kepada mereka, “Bukankah Al Qur’an adalah mutawatir?! Lalu di mana kalian meletakkkan ayat-ayat Al Qur’an yang menjelaskan mengenai siksa kubur [?] Padahal pakar tafsir telah menjelaskan bahwa yang dimaksudkan dengan ayat-ayat yang kami sebutkan di atas adalah mengenai siksa kubur.

Lalu bagaimana dengan do’a berlindung dari adzab kubur yang dibaca ketika tasyahud akhir. 
Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian selesai tasyahud akhir (sebelum salam), mintalah perlindungan pada Allah dari empat hal: [1] siksa neraka jahannam, [2] siksa kubur, [3] penyimpangan ketika hidup dan mati, [4] kejelekan Al Masih Ad Dajjal.” (HR. Muslim). 


Dari Aisyah ra Rasulullah berdo'a dalam solatnya adalah,“Allahumma inni a’udzu bika min ‘adzabil qobri, wa ‘adzabin naar, wa fitnatil mahyaa wal mamaat, wa syarri fitnatil masihid dajjal" [Ya Allah, aku meminta perlindungan kepada-Mu dari siksa kubur, siksa neraka, penyimpangan ketika hidup dan mati, dan kejelekan Al Masih Ad Dajjal].” (HR. Muslim)

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kaum muslimin. Semoga Allah selalu memberikan ilmu yang bermanfaat, rizki yang thoyib, dan menjadikan amalan kita diterima di sisi-Nya. Innahu sami’un qoriibum mujibud da’awaatAlhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Kesimpulan :
Umat Islam sejak masa Rasulullah SAW hingga hari ini telah berijma’ (bersepakat) bahwa azab kubur itu adalah sesuatu yang pasti adanya. Sehingga mereka yang mengingkarinya hanya dua kemungkinannya.
Pertama, Mereka kurang dalam dan luas dalam mempelajari ayat dan hadits.
Kedua, Mereka tahu ada dalil dan Nash yang sharih tapi mengingkarinya. Lepas dari motivasinya masing-masing.
“Semoga Allah SWT senantiasa membimbing dan merahmati kita”.


Rujukan:


1. Al Jaami’ Li Ahkamil Qur’an, Al Qurtubhi, Darul ‘Alim Al Kutub, Riyadh Al Mamlakah Al ‘Arobiyah As Su’udiyah 
2.  At Tafsir Al Qoyyim, Ibnu Qoyyim Al Jauziyah, Darul Kutub Al ‘Ilmiyyah 
3. Fathul Qodir, Asy Syaukani, Asy Syaukani 
4. Mafatihul Ghoib, Fakhruddin Ar Rozi Asy Syafi’i, Darul Kutub Al ‘Ilmiyyah, Beirut 
5. Syarh Al ‘Aqidah Ath Thohawiyah, Ibnu Abil ‘Izz Ad Dimasyqi, Tahqiq: Syu’aib Al Arnauth, Muassasah Ar Risalah 
6.Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Abul Fida’ Isma’il bin ‘Umar bin Katsir Al Qurosyi Ad Dimasyqi, Dar Thoyyibah lin Nasyr wat Tawzi’ 


Catatan:

Dalam ilmu hadits, para ulama telah membagi hadits berdasarkan banyaknya jalan yang sampai kepada kita menjadi dua macam yaitu hadits mutawatir dan hadits ahad.
Mutawatir secara bahasa berarti berturut-turut (tatabu’). Secara istilah, hadits mutawatir adalah hadits yang diriwayatkan dari jalan yang sangat banyak sehingga mustahil untuk bersepakat dalam kedustaan karena mengingat banyak jumlahnya dan kesholihannya serta perbedaan tempat tinggal.
Ada empat syarat disebut hadits mutawatir : 
1. Diriwayatkan dari banyak jalan. Ada yang mengatakan sepuluh dan ada juga yang mengatakan lebih dari empat. 
2. Jumlah yang banyak ini terdapat dalam setiap thobaqot (tingkatan) sanad. 
3.  Mustahil bersepakat untuk berdusta dilihat dari ‘adat (kebiasaan). 
4. Menyandarkan khobar (berita) dengan perkara indrawi seperti dengan kata ‘sami’na’ (kami mendengar), dll.

Ahad secara bahasa berarti satu (al wahid). Secara istilah, hadits ahad adalah hadits yang tidak memenuhi syarat mutawatir.
Hadits ahad ada tiga macam yaitu hadits masyhuraziz, dan ghorib.
Pertama, hadits masyhur yaitu hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih namun belum mencapai derajat mutawatir.
Kedua, hadits aziz adalah hadits yang diriwayatkan oleh dua orang, walaupun berada dalam satu thobaqoh (tingkatan)
Ketiga, hadits ghorib adalah hadits yang diriwayatkan oleh satu orang rowi. (Lihat Taisir Mustholahul Hadits, hal. 19-20; Muntahal Amaniy, hal. 82; Min Athyabil Minnah, hal. 8-9)
**** 
Disusun di rumah mertua tercinta, Panggang, Gunung Kidul, 30 Rabi’ul Akhir 1430 H

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Keterangan Mengenai Hadits Ahad dan Mutawatir:
Dalam ilmu hadits, para ulama telah membagi hadits berdasarkan banyaknya jalan yang sampai kepada kita menjadi dua macam yaitu hadits mutawatir dan hadits ahad.
Mutawatir secara bahasa berarti berturut-turut (tatabu’). Secara istilah, hadits mutawatir adalah hadits yang diriwayatkan dari jalan yang sangat banyak sehingga mustahil untuk bersepakat dalam kedustaan karena mengingat banyak jumlahnya dan kesholihannya serta perbedaan tempat tinggal.
Ada empat syarat disebut hadits mutawatir :
1. Diriwayatkan oleh orang banyak. Ada yang mengatakan sepuluh dan ada juga yang mengatakan lebih dari empat.
2. Jumlah yang banyak ini terdapat dalam setiap thobaqot (tingkatan) sanad.
3. Mustahil bersepakat untuk berdusta dilihat dari ‘adat (kebiasaan).
4. Menyandarkan khobar (berita) dengan perkara indrawi seperti dengan kata ‘sami’na’ (kami mendengar), dll.

Ahad secara bahasa berarti satu (al wahid). Secara istilah, hadits ahad adalah hadits yang tidak memenuhi syarat mutawatir.
Hadits ahad ada tiga macam yaitu hadits masyhur, aziz, dan ghorib.
Pertama, hadits masyhur yaitu hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih namun belum mencapai derajat mutawatir.
Kedua, hadits aziz adalah hadits yang diriwayatkan oleh dua orang, walaupun berada dalam satu thobaqoh (tingkatan)
Ketiga, hadits ghorib adalah hadits yang diriwayatkan oleh satu orang rowi.
(Lihat Taisir Mustholahul Hadits, hal. 19-20; Muntahal Amaniy, hal. 82; Min Athyabil Minnah, hal. 8-9)
****
Yang selalu mengharapkan ampunan dan rahmat Rabbnya

Muhammad Abduh Tuasikal

BERATNYA SIKSA KUBUR
Al-Faqih berkata bahwa Abu Ja’far meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra. Bahwa orang mukmin itu apabila diletakkan di dalam kuburnya maka kuburnya itu dilapangkan 70 hasta, ditaburi harum-haruman dan ditutup dengan kain sutera. Apabila ia hafal sebagian dari Al-Qur’an maka apa yang dihafalnya itu menerangi seluruh kuburnya, dan apabila ia tidak hafal, maka ia dibuatkan cahaya seperti matahari di dalam kuburnya. Ia bagaikan pengantin baru yang tidur dan tidak dibangunkan kecuali oleh isteri yang sangat dicintainya. Kemudian ia bangun dari tidurnya seakan-akan ia belum puas dari tidurnya itu.

Sedangkan orang kafir, maka kuburnya disempitkan atasnya sehingga tulang-tulangnya masuk ke dalam perutnya lantas didatangi berbagai macam ular yang besar sebesar leher unta, dimana ular-ular itu makan dagingnya sehingga tidak tersisa daging pada tulangnya. Kemudian datang kepadanya malaikat yang tuli, bisu dan buta dengan membawa cambuk-cambuk dari besi. Mereka memukulinya dengan cambuk-cambuk itu tanpa mendengar jeritan dan melihat orang itu sehingga tidak akan timbul rasa belas kasihan kepadanya. Disamping itu neraka selalu diperlihatkan kepadanya baik diwaktu pagi maupun diwaktu sore.

Al-Faqih memberikan nasehat, barangsiapa yang ingin selamat dari siksaan kubur, maka ia harus senantiasa mengerjakan empat hal dan menjauhkan diri dari empat hal. Empat hal yang harus selalu dikerjakan itu adalah: shalat, shadaqah, membaca Al-Qur’an dan banyak membaca tasbih (subhanallah – pen). Keempat hal ini akan bisa menjadikan kubur itu terang dan lapang.

Sedangkan empat hal yang harus ditinggalkan adalah; dusta, khianat, adu domba dan hati-hati dalam masalah kencing. Rasulullah SAW bersabda : “Bersihkanlah (besucilah) sewaktu kencing, karena kebanyakan siksa kubur itu karena kencing”.

Sufyan Ats-Tsauri berkata: “Barang siapa yang banyak mengingat kubur maka ia akan mendapatkan kubur itu sebagai salah satu taman dari taman-taman sorga. Dan barangsiapa yang lalai kepada kubur maka ia akan mendapatkan kubur itu sebagai salah satu jurang dari jurang-jurang neraka”.

Sahabat Ali karromallahu wajhahu didalam khutbahnya mengatakan: “Wahai hamba Allah ingatlah mati, ingatlah mati karena kamu tidak bisa menghindar darinya. Bila kamu diam, maka ia akan datang menghampirimu; dan bila kamu lari, ia akan mengejarmu. Ia terikat pada ubun-ubunmu.
Carilah keselamatan, carilah keselematan. Di belakangmu ada kubur yang selalu mengejar kamu.

Ingatlah bahwa kubur itu bisa merupakan salah satu taman dari taman-taman sorga, dan bisa pula merupakan salah satu jurang dari jurang-jurang neraka.
Ingatlah bahwa sesungguhnya kubur itu setiap hari berbicara tiga kali dengan perkataan; “aku adalah rumah gelap, aku adalah rumah duka cita, dan aku adalah rumah ulat”.
Ingatlah bahwa setelah itu ada suatu hari yang lebih ngeri dimana pada hari itu anak muda langsung beruban, orang tua pingsan, semua orang yang menyusui anaknya lalai terhadap anak yang disusuinya, semua wanita yang hamil menggugurkan kandungannya, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak, akan tetapi siksaan Allah itu sangat keras.
Ingatlah, bahwa setelah itu ada neraka yang panas sekali, sangat curam, perhiasaannya besi, airnya nanah, di dalamnya tidak ada rahmat Allah sama sekali”. (mendengar khutbah ini kaum muslimin menangis tersedu-sedu).
Lalu Sayyidina Ali k.w melanjutkan khutbahnya: “Tetapi disamping itu ada sorga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. Semoga Allah menyelamatkan kita dari siksaan yang pedih dan memasukkan kami dan kamu ke dalam sorga tempat kenikmatan”.

Rasulullah SAW bersabda (yang artinya) :“Kubur itu adalah pos (tempat pemberhentian) pertama dari pos-pos akhirat. Apabila seseorang selamat dari pos pertama itu maka pos berikutnya lebih mudah daripadanya, dan apabila seseorang tidak selamat dari pos pertama itu maka pos berikutnya lebih berat daripadanya”.

Diriwayatkan dari Abdul Hamid bin Mahmud Al-Maghuli dimana ia berkata: “Sewaktu kami sedang duduk bersama-sama dengan Ibnu Abbas ra, tiba-tiba datanglah sekelompok kaum lalu berrkata: “Kamu berangkat dari rumah dengan maksud untuk menunaikan haji, dan ada seorang teman kami yang ketika sampai di daerah Dzatus Shafah meninggal dunia kemudian kami mengurusnya dan kami menggalikan kubur untuknya.

Ketika kami menggali kubur dan membuat liang lahat ternyata liang lahat itu penuh dengan ular.
Kemudian kami tinggalkan tempat itu, dan kami menggali lagi di temapt lain. Di tempat yang lain itu pun sama saja, liang lahatnya penih dengan ular.
Kemudian kami tinggalkan tempat itu dan menggali lagi kubur untuk yang ketiga kalinya, dan ternyata di tempat itupun liang lahatnya penuh dengan ular.
Kemudian kami tingalkan mayat itu dan kami datang kepadamu”. Ibnu Abbas ra berkata: “Itu adalah amal perbuatan yang ia lakukan sendiri. Pergilah dan kuburlah mayat itu di kubur yang mana saja. Demi Allah, seandainya kamu menggali seluruh bumi niscaya kamu kamu akan selalu menjumpai ular di dalamnya.

Beritakanlah hal ini kepada kaumnya”. Abdul Hamid berkata: “Kemudian kami pergi dan mengubur mayat itu pada salah satu diantara ketiga kuburnyang kami galiitu. Ketika kami kembali (dari ibadah haji), kami mendatangi keluarganya dengan membawa barang kepunyaannya dan kami bertanya kepada istrinya: “Apa yang biasa dia lakukan waktu hidupnya ?”.
Istrinya menjawab: “Ia dulu berjualan bahan makanan yaitu gandum. Setiap hari ia mengambil sebagian dari gandum dagangan itu untuk dimakan, kemudian sebanyak gandum yang dia ambil diganti dengan tangkai gandum yang warnanya serupa lalu ditumbuk dan dicampur dengan nya”.

Amar bin Dfinar berkata: “Ada seorang penduduk Madinah yang mempunyai saudari di ujung kota. Pada saat saudarinya sakit dan ia datang menjenguk saudarinya itu. Setelah sampai disana, saudarinya itu mati dan ia mengurusnya dan ikut menguburnya. Sesudah selali penguburan, ia pulang ke rumahnya lalu teringat bahwa kantong uangnya jatuh sewaktu mengubur saudarinya itu. Ia lalu minta tolong seorang teman untuk menggali kubur dan ia pun menemukan kantong yang jatuh itu.
Ia berkata pada temannya: “Pergilah kamu, karena aku ingin melihat apa yang sedang terjadi pada diri saudariku”. Kemudian ia mengangkat penutup liang lahat dan tiba-tiba terlihat bahwa kubur itu menyalakan api. Ia lalu meratakan kembali kubur itu dan cepat-cepat pulang menemui ibunya dan bertanya: “Beritahukan kepadaku apa yang biasa dilakukakan oleh saudariku”.
Ibunya menjawab: “Kenapa kamu menanyakan tentang saudarimu, sedangkan dia sudah meninggal dunia?”.
Ia berkata lagi : “Tolong bu, beritahukan kepadaku”.
Ibunya menjawab: “Saudarimu itu suka mengakhirkan shalat dan tidak mengerjakan shalat dengan suci yang sempurna. Ia suka datang ke rumah-rumah tetangga dengan menceritakan kepada mereka apa yang ia dengar daengan maksud mengadu domba”. Itulah yang menyebabkan siksaan kubur.

Oleh karena itu, barang siapa yang ingin selamat dari siksa kubur maka ia harus menjauhkan diri dari adu domba dan perbuatan-perbuatan dosa lainnya agar bisa selamat dari siksaannya dan dapat dengan mudah menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir.wallohualam bishowab

(m. muslih albaroni)

SIKSA KUBUR SEBUAH AKIDAH YANG ABSOLUT
Sesungguhnya keyakinan adanya adzab kubur merupakan salah satu di antara akidah Islam yang absolut berdasarkan dalil-dalil yang sangat banyak. Oleh karena itu wajib bagi seorang muslim untuk memahami akidah ini. Terlebih pada saat ini, ketika pemikiran-pemikiran bid’ah bermunculan dengan gencar yang dimotori oleh sebagian gerakan yang menghidupkan kembali kesesatan Khowarij dan sebagian Mu’tazilah yang mengingkari adzab kubur.Tidak perlu jauh-jauh, di hadapan penulis ada dua buku berbahasa Indonesia yang ditulis dengan tanpa malu dalam menyebarkan paham sesat dan menggoyahkan akidah umat. Dua buku yang kami maksud tersebut adalah:
1. Absahkah Berdalil Dengan Hadits Ahad Dalam Masalah Akidah Dan Siksa Kubur?! Karya Syamsuddin Ramadlan. Pengantar DR. Abdurrahman al-Baghdadi, cet Hanifah Press, Jakarta 2001.
2. Tak Ada Adzab Kubur? Karya Agus Mustofa, cet. Padma Press, Surabaya, Jatim.

Tulisan berikut merupakan salah satu partisipasi seorang hamba yang lemah dalam menjelaskan masalah ini serta membedah beberapa syubhat seputarnya. Kita berdo’a pada Alloh Ta’ala agar menjadikan tulisan ini ikhlas karena mengharap pahala dari-Nya dan bermanfaat bagi kita semua serta petunjuk bagi saudara kita yang tersesat jalan atau masih bingung mengenai nya.

A. DALIL-DALIL AL-QUR’AN
Ketahuilah wahai saudaraku seiman, bahwa masalah adzab kubur telah dijelaskan oleh Alloh Ta’ala dalam banyak ayat di kitab-Nya.[Demikian dikatakan Imam Suyuthi v\ dalamSyarh ash-Shudur hlm. 222] Berkata imam al-Qostholani: “Sebagian kelompok beranggapan bahwa adzab kubur tidak disebutkan dalam al-Qur’an tetapi hanya disebutkan dalam hadits-hadits Ahad. Oleh karenanya pengarang (Imam Bukhori) menyebutkan beberapa ayat yang menunjukkan siksa kubur untuk membantah mereka.”[Irsyad Saari 3/468, lihat pula Fathul Bari 3/233]
Cukuplah firman Alloh : “Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam adzab yang sangat keras.” (QS. Ghofir [40]: 46)
Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata: “Ayat ini merupakan landasan pokok bagi Ahli sunnah untuk menetapkan adanya siksa kubur.”[Tafsirul Qur’anil Azhim 4/81]

Imam as-Suyuthi berkata dalam kitab al-Aja’ib oleh al-Kirmani dikatakan bahwa “ayat ini merupakan dalil yang sangat jelas tentang adanya siksa kubur.”[Al-Iklil fi Istinbathi Tanzil3/1159]
Dan masih banyak lagi lainnya seperti surat dalam Ibrohim [14]: 27, Thoha [20]: 124, Nuh [71]: 25, at-Taubah [9]: 101 al-An’am [6]: 93, as-Sajdah [32]: 101, al-Mu’minun [23]: 99, ath-Thur [52]: 47, al-Waqi’ah [56]: 83-94, an-Nahl [16]: 32 dan sebagainya. Tentu semuanya dengan bantuan kitab-kitab tafsir dan hadits para ulama Salaf terkemuka. Sungguh benar imam Ibnul Qoyyim tatkala berkata: “Apabila anda menghayati hadits-hadits seputar siksa dan nikmat kubur, niscaya anda akan mendapatinya telah menjelaskan dan memperinci makna ayat al-Qur’an”.[Ar-Ruuh hlm.134]

B. DALIL-DALIL HADITS NABI
Ketahuilah wahai saudaraku -semoga Alloh Ta’ala merohmatimu-, bahwa hadits-hadits tentang adanya adzab kubur banyak sekali. Bahkan mencapai derajat mutawatir, diriwayatkan oleh para imam sunnah dan ahli hadits dari sejumlah sahabat di antaranya Anas bin Malik, Abdulloh bin Abbas, Bara’ bin Azib, Umar bin Khoththob, Ummul Mukminin ‘Aisyah, Asma’ binti Abu Bakar, Abu Ayyub al-Anshori, Ummu Kholid, Abu Huroiroh, Abu Said al-Khudri, Samuroh bin Jundub, Utsman, Ali, Zaid bin Tsabit, Jabir bin Abdulloh, Sa’ad bin Abi Waqosh, Zaid bin Arqom, Abu Bakroh, Abdurrohman bin Samuroh, Abdulloh bin Amr bin Ash, Amr bin Ash, Ummu Mubasysyir, Abu Qotadah, Abdulloh bin Mas’ud, Abu Tholhah, Abdur Rohman bin Hasanah, Tamim ad-Daariy, Hudzaifah, Abu Musa, Nu’man bin Basyir, dan Auf bin Malik.[Ma’arij al-Qobul 2/881, Hafidz al-Hakami, cet. Dar Ibnu Jauzi]

Para ulama ahli hadits telah menegaskan bahwa hadits-hadits tentang adzab kubur mencapai derajat mutawatir. Di antaranya adalah Imam Ibnu Abi Ashim,[As-Sunnah 1/608, tahqiq Dr. Basim al-Jawabirah] Imam Ibnu Abdil Barr, [At-Tamhid 9/230] Syaikh Islam Ibnu Taimiyyah,[Majmu Fatawa 4/257] al-Hafidz Ibnu Rojab,[Ahwaal Qubur hlm. 81] dan lain-lain banyak sekali.

Kita pilih satu hadits saja di antaranya yaitu hadits;Dari Abu Huroiroh ,berkata Rosululloh, “Jika salah satu dari kalian duduk tasyahud (akhir) maka hendaknya berlindung kepada Alloh dari empat perkara. Hendaknya berdo’a, “Ya Alloh sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari siksa neraka Jahanam, siksa kubur, fitnah hidup dan mati serta jeleknya fitnah Dajjal.” [HR. Bukhori 1377 Muslim 588 dan ini lafadznya]


Imam Nawawi berkata: “Dalam hadits ini terdapat penetapan adanya adzab kubur dan fitnah kubur. Hal ini merupakan madzhab ahli haq, berbeda halnya dengan pendapat Mu’tazilah.[Syarh Shohih Muslim 4/237]

Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata: “Dalam hadits ini terdapat bantahan terhadap orang-orang yang mengingkari adzab kubur.”[Fathul Bari 2/318]

C. DALIL IJMA’
Para ulama Salaf telah bersepakat menetapkan adanya adzab kubur. Imam Ahmad bin Hanbal berkata: “Adzab kubur itu haq, tidaklah diingkari kecuali oleh orang yang sesat dan menyesatkan.” [Thobaqot al-Hanabilah 1/62] Imam Abul Hasan al-Asy’ari berkata: “Mereka (Ahlus Sunnah) telah bersepakat bahwa adzab kubur itu haq.” [Ar-Risalah Ila Ahli Saghorhlm.159] Imam Ibnu Abdil Barr berkata: “Tidak ada perselisihan antara Ahlu Sunnah tentang Iman adanya adzab kubur.”[ At-Tamhid 9/230] 
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Ini merupakan akidah seluruh kaum Salaf, Ahli Sunnah Wal Jama’ah. Pengingkarnya hanyalah segelintir dari kalangan ahli bid’ah.

Demikianlah dalil-dalil al-Qur’an, hadits mutawatir dan ijma’ kaum muslimin yang sangat otentik tentang adanya siksa kubur. Maka akankah seorang yang mengaku beriman kemudian masih meragukan hal ini?!
Setelah membawakan beberapa hadits dan atsar tentang siksa kubur, Imam al-Ajurri berkata: “Alangkah jeleknya keadaan orang-orang yang mengingkari hadits-hadits ini. Sungguh mereka telah tersesat dengan kesesatan yang sangat jauh.”[Asy-Syari’ah, 364]

SYUBHAT DAN JAWABANNYA
Ketahuilah wahai saudaraku-semoga Alloh Ta’ala merohmatimu- bahwa memahami akidah yang mulia ini adalah kewajiban bagi setiap muslim. Apalagi dengan adanya gerakan yang menghidupkan kembali kesesatan Khowarij dan sebagian Mu’tazilah yang mengingkari adanya adzab kubur. Syubhat yang mereka lontarkan yaitu:
1. Adzab kubur adalah Irasional
2. Adzab kubur hanyalah masalah khilafiyah.
3. Dalil-dalil tentang adzab kubur saling bertentangan.

Kita memohon pertolongan kepada Alloh Ta’ala untuk memberikan sanggahan terhadap syubhat-syubhat tersebut.

Syubhat pertama: Adzab kubur itu Irasional, tidak masuk akal, buktinya kalau kita bongkar kuburannya, tidak kita jumpai perubahan keadaan, pertanyaan malaikat, nikmat dan siksa kubur.
Jawaban:
Syubhat ini berasal dari kaum ateis dan zindiq yang telah dibantah secara panjang lebar oleh imam Ibnu Qoyyim dalam kitabnya ar-Ruuh hlm.112-131 dari sepuluh segi. Cukuplah bagi kita untuk menjawab dengan tiga segi berikut:
1. Sesungguhnya adzab kubur telah tetap berdasarkan dalil yang qoth’i (pasti), yaitu al-Qur’an, hadits mutawatir dan ijma’ ulama Salaf. Maka pantaskah kita mengingkarinya hanya karena akal kita belum menjangkaunya?!
Apakah akal dapat menjangkau segala sesuatu?. Bukankah Alloh Ta’ala telah berfirman:“Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan kecuali sedikit.” (QS. al-Isro’ [17]: 85)

2. Adzab kubur termasuk perkara ghoib, sedangkan kewajiban kita adalah beriman terhadap perkara ghoib.
Alloh Ta’ala berfirman ketika menyifati para hamba-Nya yang bertakwa: “Yaitu orang-orang yang beriman dengan perkara ghoib.” (QS. al-Baqoroh 2: 3)

Makna al-ghoib adalah setiap perkara yang diinformasikan oleh Rosululloh di luar kapasitas akal manusia, seperti tanda- tanda dekatnya hari kiamat, siksa kubur, kebangkitan dari kubur, perkumpulan manusia di alam mahsyar, jembatan, timbangan, surga dan neraka. Semoga Alloh q\ menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang beriman.[Fathul Qodir1/36 oleh Imam asy-Syaukani]

3. Sesungguhnya adzab dan nikmat kubur hanya dapat dirasakan oleh mayit dan tidak dirasakan oleh orang selainnya. Hal ini tidak aneh. Tidakkah engkau perhatikan seorang yang bermimpi, apabila dia bermimpi indah, maka dia akan merasakan kegembiraan tersendiri yang tidak dirasakan selainnya sekalipun ada orang yang berada di dekatnya!!. Demikian pula sebaliknya. Apabila ini bisa terjadi di dunia, maka apa yang memustahilkan untuk terjadi di alam barzakh?!.

Syubhat kedua: Adzab kubur hanyalah masalah khilafiyah
Jawaban:
Benar, ini adalah masalah khilafiyah (perselisihan) tetapi antara siapa?
Apakah antara para sahabat Nabi , tabi’in, tabi’ut tabi’in dan para ulama salaf!?
Demi Alloh, engkau tidak akan jumpai sekalipun kalian bersatu padu mencarinya. Karena perselisihan ini tidak dikenal kecuali setelah generasi utama yang diprovokasi oleh kelompok Khowarij dan Mu’tazilah.

Imam Abul Hasan al-Asy’ari berkata: “Mereka berselisih tentang adzab kubur. Di antara mereka ada yang meniadakannya yaitu Mu’tazilah dan Khowarij, sebagian lagi menetapkannya yaitu mayoritas ahli Islam.”[Maqolat Islamiyyin 2/116] 

Beliau juga berkata: “Kaum Mu’tazilah mengingkari adzab kubur, padahal telah diriwayatkan dari Nabi dari jalan yang banyak, demikian pula dari sahabatnya. Tidak pernah dinukil dari seorangpun dari mereka, bahwa mereka ada yang mengingkarinya, meniadakan dan menolaknya. Dengan demikian, maka hal itu harus menjadi ijma’ (konsensus) para sahabat nabi.”[Al-Ibanah ‘an Ushul Diyanah hlm.125]

Adapun ulama salaf, maka mereka telah bersepakat menetapkan adanya adzab kubur, sebagaimana penjelasan di atas.
Dengan demikian kita dapat memahami bahwa paham ingkar adzab kubur bukanlah paham para sahabat, tabi’in dan para ulama Salaf, namun merupakan paham Khowarij dan Mu’tazilah.[Dr. Nashir bin Abdul Karim al-‘Aql berkata: “Perlu saya tegaskan di sini bahwa pemikiran Jahmiyyah dan Mu’tazilah masih berkeliaran hingga saat ini. Baik melalui sumber firqoh seperti Rofidhoh dan Khowarij, atau melalui gerakan dakwah seperti Hizbut Tahrir dan gerakan modern dari kalangan rasionalis, atau melalui pribadi seperti mayoritas pemikir, aktivis, dan cendekiawan kontemporer.” (al-Jahmiyyah Wal Mu’tazilah hlm.9]

Jelaslah kiranya bagi kita semua sekarang bahwa masalah ini bukanlah masalah khilafiyah yang bisa ditoleransi seperti dalam masalah hukum fiqih, tetapi ini adalah permasalahan akidah dan ijma’ salaf. Kalaulah disebut masalah khilafiyah, maka ini adalah khilaf (perselisihan) antara ahli haq dan ahli batil, ahli sunnah dan ahli bid’ah. [Oleh karena itu, Imam Abdul Wahid asy-Syirazi menjadikan masalah ini termasuk batas pemisah antara Ahli Sunnah dengan Ahli bid’ah. Artinya, seorang yang percaya akan adanya siksa kubur maka dia adalah Ahli Sunnah dan seorang yang mengingkarinya adalah Mu’tazilah. (Juz’ Fiihi Imtihani Sunni Minal Bid’i  hlm.275]                    
Tidak seluruh perselisihan itu dianggap
Kecuali perselisihan yang memang memiliki dalil yang kuat.[Ucapan Abul Hasan al-Hashshar dalam qoshidahnya tentang surat Makkiyyah dan Madaniyyah dalam kitabnyaan-Nasikh wal Mansukh. Lihat al-Itqon fi Ulum Qur’an 1/24 oleh al-Hafizh as-Suyuthi]

SYUBHAT KETIGA: Dalil-dalil tentang adzab kubur saling bertentangan.
Jawaban:
1. Kita harus yakin bahwa selamanya tidak mungkin terjadi kontradiksi antara al-Qur’an dengan al-Qur’an atau al-Qur’an dengan hadits yang shohih. Karena semuanya adalah haq dari Alloh Ta’ala, sedangkan al-haq tidak mungkin kontradiktif. Alloh Ta’ala berfirman:“Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur’an? Kalau kiranya al-Qur’an itu bukan dari sisi Alloh, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” (QS. an-Nisa [4] : 82)
2. Kita juga harus yakin bahwa para sahabat Rosululloh adalah generasi yang paling unggul dalam memahami al-Qur’an. [Dinukil dari ucapan Dr. Abdurrohman al-Baghda di dalam pengantar buku Absahkah…, XVII, Syamsudin Ramadhan] Maka tanyakanlah kepada mereka: “Apakah ada sahabat nabi -walaupun hanya seorang- yang menafsirkan ayat-ayat di atas seperti penafsiran kalian yakni meniadakan siksa kubur?!
Apakah para sahabat nabi jahil dengan tafsir ayat tersebut, sedang kalian mendapat petunjuk?!
Lantas, kenapa tidak ada seorang pun dari mereka yang meniadakan siksa kubur?!
Kaliankah yang benar atau mereka?!

Semoga Alloh merohmati Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah tatkala mengatakan: “Apabila para sahabat, tabi’in dan para imam memiliki penafsiran ayat, kemudian datang suatu kaum yang menafsirkan ayat tersebut dengan penafsiran baru untuk menguatkan pemikiran yang dianutnya, dan pemikiran tersebut bukanlah termasuk madzhab sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, maka sesungguhnya mereka telah menyerupai kaum Mu’tazilah dan selainnya dari kalangan ahli bid’ah dalam masalah seperti ini. Singkat kata, siapa saja yang menyimpang dari madzhab dan penafsiran para sahabat dan tabi’in, maka dia salah bahkan terjatuh kebid’ahan.” [Majmu’ Fatawa 13/361, Muqoddimah Tafsir hal.124-125 -Syarh Ibnu ‘Utsaimin]

Keutamaan QS. Al Mulk, Mencegah Dari Siksa Kubur*

surat Al Mulk memiliki fadhilah luar biasa yaitu untuk mencegah siksa kubur dan mudahnya mendapatkan syafa’at setelah kematian. Tentu saja hal ini mesti kita tinjau terlebih dahulu keshahihan hadits-haditsnya. 
Dalam riwayat al-Hakim: Surat Tabarak (al-Mulk) adalah pencegah dari azab kubur. Diriwayatkan oleh al-Hakim. Ia berkata: “Sanadnya shahih”. Disetujui oleh Imam adz-Dzahabi.
Dari Abu Hurairah. Dari Rasulullah Saw. Beliau bersabda: “Sesungguhnya di dalam al-Qur’an ada satu surat, tiga puluh ayat, memberikan syafaat kepada seseorang yang membacanya pada satu malam maka sungguh ia telah berbuah banyak dan melakukan kebaikan”.Itulah surat tabarakalladzi bi yadili al-Mulk”. (HR. Abu Daud dan at-Tirmidzi).

Dari Ibnu Mas’ud, ia berkata: “Didatangkan (malaikat) di dalam kuburnya. Datang ke kedua kakinya, kedua kakinya berkata: ‘Kamu tidak mendapat jalan bagiku. Ia berdiri membaca surat al-Mulk denganku’. Kemudian didatangkan ke dadanya –atau ia berkata: ‘ke perutnya’. Dadanya berkata: ‘Kamu tidak mendapat jalan bagiku, ia membaca surat al-Mulk dengan aku’. Kemudian didatangkan ke kepalanya, kepalanya berkata: ‘Kamu tidak mendapatkan jalan bagiku, ia membaca surat al-Mulk denganku’.

Surat al-Mulk pencegah yang dapat mencegah dari azab kubur. 
Di dalam Taurat disebut surat al-Mulk. Siapa yang membacanya dalam satu malam, maka sungguh telah berbuat banyak dan berbuat kebaikan yang terbaik”. HR. Al-Hakim, ia berkata: ‘Sanadnya shahih’. Disetujui oleh Imam adz-Dzahabi. 

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdul Malik bin Abu Asy Syawarib telah menceritakan kepada kami Yahya bin 'Amru bin Malik An Nukri dari Ayahnya dari Abul Jauza` dari Ibnu Abbas, ia berkata; "Sebagian sahabat Nabi saw. membuat kemah di atas pemakaman, ternyata ia tidak mengira jika berada di pemakaman, tiba-tiba ada seseorang membaca surat Tabaarokalladzi bi yadihil mulk (Maha Suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan) ", sampai selesai. Kemudian dia datang kepada Nabi saw dan berkata; "Wahai Rasulullah sesungguhnya, aku membuat kemahku di atas kuburan dan saya tidak mengira jika tempat tersebut adalah kuburan, kemudian ada seseorang membaca surat Tabarok (surat) Al Mulk sampai selesai, " Rasulullah saw bersabda, "Dia adalah penghalang, dia adalah penyelamat yang menyelamatkannya dari siksa kubur." Abu Isa (At Tirmidzi) berkata; Dari jalur ini, hadits ini hasan gharib. Dan dalam bab ini, ada hadits dari Abu Hurairah. (HR. Tirmidzi no. 2890)

Telah menceritakan kepada kami Huraim bin Mis'ar At Tirmidzi telah menceritakan kepada kami Al Fadhl bin Iyadh dari Laits dari Abu Az Zubair dari Jabir bahwa, "Tidaklah Nabi saw tidur hingga beliau membaca Alif laam miim tanzil (surat As Sajdah) dan Tabarokalladzi bi yadihil mulk (surat Al Mulk)."

Oleh karena itu, diharapkan bagi siapa yang mengimani isi surat ini, menghapalkannya, mengharap wajah Allah dengan menarik pelajaran berharga di dalamnya serta mengamalkan hukum yang ada di dalamnya, semoga mendapatkan syafa’at karena membacanya. wallohualam

 [Fatwa Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’, no. 9604, 4/334-335. Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz selaku ketua, Syaikh ‘Abdurrozaq ‘Afifi  wkl, Syaikh ‘Abdullah bin Ghudayan  anggota]
Semoga sajian ini bermanfaat.

https://www.facebook.com/notes/466279730084696/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar