Selasa, 10 Februari 2015

SURGA : Rasulullah dan umatnya

oleh Rosilawati Febten


NABI MUHAMMAD DAN UMATNYA DIJAMIN MASUK SURGA


Kaum kafir dan kaum munafik sering mengeluarkan fatwa keji bahwa Muhammad BELUM TENTU masuk surga. Atau dengan kata lain, Muhammad belum dijamin masuk surga, dan bahkan besar kemungkinan sekarang berada di neraka sedang menjalani siksa nya ……. 
Tuduhan / fatwa kaum kafir tersebut sebenarnya berfokus pada adanya tradisi SHALAWAT di dalam Islam, yang secara salah-kaprah diartikan oleh kaum jahil sebagai bentuk doa seorang Muslim kepada Allah supaya Allah membebaskan Nabi Muhammad saw dari siksa api Neraka. 
Kontan ‘fatwa’ kafirin ini membuat kaum Muslim yang lemah iman nya merasa ragu akan keabsahan iman mereka sebagai umat Muslim. Memang jelas, fatwa itu diluncurkan oleh kaum kafirin dan munafikin untuk memurtadkan individu individu Muslim dan Muslimat. 
Allah memberikan jaminan bahwa Nabi Muhammad akan masuk surga: 

Agar Allah mengampuni dosamu (Muhammad) yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmatNya kepadamu dan menunjukimu jalan yang lurus. (Qs 48:2) 

Allah memberikan jaminan bahwa Nabi Muhammad yang pertama masuk surga: 
Hadis riwayat Anas bin Malik, ia berkata:“Rasulullah saw bersabda: “Aku datang ke pintu surga pada hari kiamat, lalu aku meminta supaya pintu surga dibuka. Penjaga surga bertanya : “Engkau siapa?” Saya menjawab: “Muhammad!” Lalu dia berkata : “Saya diperintahkan, supaya tidak membukakan pintu surga kepada siapapun sebelum engkau”

Allah memberikan jaminan bahwa 10 sahabat Nabi masuk surga: “Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang petama-tama (masuk Islam) di antara orang- orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridho kepada mereka dengan mereka dan mereka ridho kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.” (Qs At-Taubah : 100) 

Berikut ini 10 orang sahabat Rasul yang dijamin masuk surga (Asratul Kiraam). 
1. Abu Bakar Siddiq ra. 
Beliau adalah khalifah pertama sesudah wafatnya Rasulullah Saw. Selain itu Abu bakar juga merupakan laki-laki pertama yang masuk Islam, pengorbanan dan keberanian beliau tercatat dalam sejarah, bahkan juga didalam Quran Surah At-Taubah :40 “Jikalau tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seseorang dari dua orang (Rasulullah dan Abu Bakar) ketika keduanya berada dalam gua, diwaktu dia berkata kepada temannya:”Janganlah berduka cita, sesungguhya Allah bersama kita”. Maka Allah menurunkan ketenangan kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” 

Abu Bakar Siddiq meninggal dalam umur 63 tahun, dari beliau diriwayatkan 142 hadits.
Suatu hari Rasulullah saw duduk di atas sumur Ariis sedangkan Abu Musa al-Asy’ari menjaga pintunya. Kemudian Abu Bakar datang lalu mohon izin, maka Rasulullah bersabda kepadanya. ‘Suruhlah dia masuk dan beritahukan dia akan masuk surga …”. (HR. Bukhari) 

2. Umar Bin Khatab ra. 
Beliau adalah khalifah ke-dua sesudah Abu Bakar, dan termasuk salah seorang yang sangat dikasihi oleh Nabi Muhammad Saw semasa hidupnya. Sebelum memeluk Islam, Beliau merupakan musuh yang paling ditakuti oleh kaum Muslimin. Namun semenjak ia bersyahadat dihadapan Rasul (tahun keenam sesudah Muhammad diangkat sebagai Nabi Allah), ia menjadi salah satu benteng Islam yang mampu menyurutkan perlawanan kaum Quraish terhadap diri Nabi dan sahabat. Dijaman kekhalifaannya, Islam berkembang seluas-luasnya dari Timur hingga ke Barat, kerajaan Persia dan Romawi Timur dapat ditaklukkannya dalam waktu hanya satu tahun. Beliau meninggal dalam umur 64 tahun karena dibunuh, dikuburkan berdekatan dengan Abu Bakar dan Rasulullah dibekas rumah Aisyah yang sekarang terletak didalam masjid Nabawi di Madinah. 

3. Usman Bin Affan ra. 
Khalifah ketiga setelah wafatnya Umar, pada pemerintahannyalah seluruh tulisan-tulisan wahyu yang pernah dicatat oleh sahabat semasa Rasul hidup dikumpulkan, kemudian disusun menurut susunan yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Saw sehingga menjadi sebuah kitab (suci) sebagaimana yang kita dapati sekarang. Beliau meninggal dalam umur 82 tahun (ada yang meriwayatkan 88 tahun) dan dikuburkan di Baqi’. 
4. Ali Bin Abi Thalib ra. 
Merupakan khalifah keempat, beliau terkenal dengan siasat perang dan ilmu pengetahuan yang tinggi. Selain Umar bin Khatab, Ali bin Abi Thalib juga terkenal keberaniannya didalam peperangan. Beliau sudah mengikuti Rasulullah sejak kecil dan hidup bersama Beliau sampai Rasul diangkat menjadi Nabi hingga wafatnya. Ali Bin Abi Thalib meninggal dalam umur 64 tahun dan dikuburkan di Koufah, Irak sekarang. 
5. Thalhah Bin Abdullah ra. 
Masuk Islam dengan perantaraan Abu Bakar Siddiq ra, selalu aktif disetiap peperangan selain Perang Badar. Didalam perang Uhud, beliaulah yang mempertahankan Rasulullah Saw sehingga terhindar dari mata pedang musuh, sehingga putus jari-jari beliau. Thalhah Bin Abdullah gugur dalam Perang Jamal dimasa pemerintahan Ali Bin Abi Thalib dalam usia 64 tahun, dan dimakamkan di Basrah. 
6. Zubair Bin Awaam 
Memeluk Islam juga karena Abu Bakar Siddiq ra, ikut berhijrah sebanyak dua kali ke Habasyah dan mengikuti semua peperangan. Beliau pun gugur dalam perang Jamal dan dikuburkan di Basrah pada umur 64 tahun. 
7. Sa’ad bin Abi Waqqas 
Mengikuti Islam sejak umur 17 tahun dan mengikuti seluruh peperangan, pernah ditawan musuh lalu ditebus oleh Rasulullah dengan ke-2 ibu bapaknya sendiri sewaktu perang Uhud. Meninggal dalam usia 70 (ada yang meriwayatkan 82 tahun) dan dikuburkan di Baqi’. 
8. Sa’id Bin Zaid 
Sudah Islam sejak kecilnya, mengikuti semua peperangan kecuali Perang Badar. Beliau bersama Thalhah Bin Abdullah pernah diperintahkan oleh rasul untuk memata-matai gerakan musuh (Quraish). Meninggal dalam usia 70 tahun dikuburkan di Baqi’. 
9. Abdurrahman Bin Auf 
Memeluk Islam sejak kecilnya melalui Abu Bakar Siddiq dan mengikuti semua peperangan bersama Rasul. Turut berhijrah ke Habasyah sebanyak 2 kali. Meninggal pada umur 72 tahun (ada yang meriwayatkan 75 tahun), dimakamkan di baqi’. 
10. Abu Ubaidillah Bin Jarrah 
Masuk Islam bersama Usman bin Math’uun, turut berhijrah ke Habasyah pada periode kedua dan mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah Saw. Meninggal pada tahun 18 H di urdun (Syam) karena penyakit pes, dan dimakamkan di Urdun yang sampai saat ini masih sering diziarahi oleh kaum Muslimin. 
Allah memberikan jaminan bahwa 70.000 umat Nabi Muhammad akan masuk surga tanpa hisab: 

Imam Bukhari di dalam kitab shahihnya telah meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas ra, dari Nabi saw bahwa beliau berkata: “Ditampakkan beberapa umat kepadaku, maka ada seorang nabi atau dua orang nabi yang berjalan dengan diikuti oleh antara 3-9 orang. Ada pula seorang nabi yang tidak punya pengikut seorangpun, sampai ditampakkan kepadaku sejumlah besar. Aku pun bertanya apakah ini? Apakah ini ummatku? Maka ada yang menjawab: ‘Ini adalah Musa dan kaumnya,’ lalu dikatakan, ‘Perhatikanlah ke ufuk.’ Maka tiba-tiba ada sejumlah besar manusia memenuhi ufuk kemudian dikatakan kepadaku, ‘Lihatlah ke sana dan ke sana di ufuk langit.’ Maka tiba-tiba ada sejumlah orang telah memenuhi ufuk. Ada yang berkata, ‘Inilah ummatmu, di antara mereka akan ada yang akan masuk surga tanpa hisab sejumlah 70.000 orang. Kemudian Nabi saw masuk tanpa menjelaskan hal itu kepada para shahabat. Maka para shahabat pun membicarakan tentang 70.000 orang itu. Mereka berkata, ‘Kita orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti rasul-Nya maka kitalah mereka itu atau anak-anak kita yang dilahirkan dalam Islam, sedangkan kita dilahirkan di masa jahiliyah.’ Maka sampailah hal itu kepada Nabi saw, lalu beliau keluar dan berkata, ‘mereka adalah orang yang tidak minta diruqyah (dimanterai), tidak meramal nasib dan tidak minta di-kai, dan hanya kepada Allahlah mereka bertawakkal.” [HR. Bukhari 8270] 

Imam Bukhari rh, dari Abbas ra, dia berkata bahwa Nabi saw bersabda: “Ditampakkan kepadaku beberapa ummat. Maka ada seorang nabi yang berjalan dengan diikuti oleh satu ummat, ada pula seorang nabi yang diikuti oleh beberapa orang, ada juga nabi yang diikuti oleh sepuluh orang. Ada juga nabi yang diikuti lima orang, bahkan ada seorang nabi yang berjalan sendiri. Aku pun memperhatikan maka tiba-tiba ada sejumlah besar orang, aku berkata, ‘Wahai Jibril, apakah mereka itu ummatku? Jibril menjawab, ‘Bukan, tapi lihatlah ke ufuk!’ Maka aku pun melihat ternyata ada sejumlah besar manusia. Jibril berkata, ‘Mereka adalah ummatmu, dan mereka yang di depan, 70.000 orang tidak akan dihisab dan tidak akan diadzab.’ Aku berkata, ‘Kenapa?’ Dia menjawab, ‘Mereka tidak minta di-kai, tidak minta diruqyah, dan tidak meramal nasib serta hanya kepada Allah mereka bertawakal.’Maka berdirilah Ukasyah bin Mihshan, lalu berkata, ‘Berdoalah kepada Allah agar Dia menjadikan salah satu seorang di antara mereka.’ Nabi pun berdoa, ‘Ya Allah, jadikanlah dia salah seorang di antara mereka.’Lalu ada orang lain yang berdiri dan berkata, ‘Berdoalah kepada Allah agar Dia menjadikan aku salah seorang di antara mereka.’ Nabi saw menjawab, ‘Kamu telah didahului oleh Ukasyah’.” [HR. Bukhari 6059] 

Abu Hurairah ra, dia berkata: aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Akan masuk surga sekelompok dari ummatku sejumlah 70.000 orang. Wajah-wajah mereka bercahaya seperti cahaya bulan.” [HR. Bukhari] 

Riwayat Muslim dalam shahihnya dari hadits Jabir bin Abdullah ra, “…, kemudian selamatlah orang-orang mukmin, selamat pulalah kelompok pertama dari mereka yang wajah-wajah mereka seperti bulan pada malam purnama sejumlah 70.000 orang. Mereka tidak dihisab kemudian orang-orang setelah seperti cahaya bintang di langit, kemudian yang seperti mereka.” 

Musnad Imam Ahmad, Sunan Tirmidzi, dan Sunan Ibnu Majah dari hadits Abu Umamah dari Nabi saw, dia berkata, “Rabbku ‘Azza wa Jalla telah menjanjikan kepadaku bahwa ada dari ummatku yang akan masuk surga sebanyak 70.000 orang tanpa hisab ataupun adzab beserta setiap ribu orang ada 70.000 orang lagi dan tiga hatsiyah dari hatsiyah-hatsiyah Allah ‘Azza wa Jalla.” 

Umat Nabi Muhammad adalah mayoritas penghuni surga: 
Nabi saw dalam sebuah hadits ketika beliau bersabada kepada para sahabatnya pada suatu hari, “Ridhakah kalian, kalau kalian menjadi seperempat (1/4) dari penduduk surga?”Kami menjawab, “Ya.”Beliau berkata lagi, ‘Ridhakah kalian menjadi sepertiga (1/3) dari penduduk surga?” Kami menjawab, “Ya.”Beliau berkata lagi, ‘Ridhakah kalian menjadi setengah (1/2) dari penduduk surga?”Kami menjawab, “Ya.”Beliau berkata lagi, “Demi Allah yang jiwaku ada dalam tangan-Nya, sesungguhnya aku berharap kalian menjadi setengah (1/2) dari penduduk surga karena surga tidak akan dimasuki kecuali oleh jiwa yang muslim dan tidaklah jumlah kalian dibanding ahli syirik kecuali seperti jumlah bulu putih pada kulit sapi hitam atau seperti bulu hitam pada kulit sapi merah.” [HR. Bukhari 6047] 

Dari Abu Hurairah r.a.berkata: Rasulullah saw bersabda, “Semua umatku selamat kecuali orang-orang yang terang-terangan berbuat dosa (mujaharah). Dan termasuk mujaharah adalah orang yang berbuat di waktu malam yang gelap kemudian pagi harinya diceritakanpada orang lain padahal semalaman itu Allah menutupinya sedangkan pagi harinyaia membuka sendiri apa yang ditutupi oleh Allah.”(HR Bukhari – Muslim)
Beliau berkata, “…, Ahli surga 120 shaf, 80 shaf di antaranya dari ummatku, dan 40 shaf lagi dari ummat lainnya.” [HR. Tirmidzi 3469,lalu Tirmidzi berkata, "Ini hadits hasan."]

“Rabbku ‘Azza wa Jalla telah menjanjikan kepadaku bahwa ada dari ummatku yang akan masuk surga sebanyak 70.000 orang tanpa hisab ataupun adzab beserta setiap ribu orang ada 70.000 orang lagi dan tiga hatsiyah dari hatsiyah-hatsiyah Allah ‘Azza wa Jalla.” 

Allah memberikan jaminan bahwa umat Islam masuk surga: Hadits Nabi  
Dari Abi Hurairah ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Setiap ummatku pasti akan masuk surga, kecuali yang tidak mau.” Shahabat bertanya, “Ya Rasulallah, siapa yang tidak mau?” Beliau menjawab, “Mereka yang mentaatiku akan masuk surga dan yang menetangku maka dia telah enggan masuk surga.” 
Dari Abi Said bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Bila ahli surga telah masuk surga dan ahli neraka telah masuk neraka, maka Allah SWT akan berkata, Orang yang di dalam hatinya ada setitik iman, hendaklah dikeluarkan. Maka mereka pun keluar dari neraka.” 
Dari Anas ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Dikeluarkan dari neraka orang yang mengucapkan dan di dalam hatinya ada seberat biji dari kebaikan.” 
Rasulullah Saw bersabda: “Semua ummatku akan masuk surga, kecuali orang yang enggan (tidak mau).” (HR Bukhori 22/248) 
Nah dari penjelasan di atas, maka sudah jelaslah bahwa Muhammad SUDAH DIJAMIN MASUK SURGA …. Adapun kaum kafir dan kaum munafik yang selalu teriak-teriak bahwa Muhammad belum dijamin masuk Surga, hanya berlatar belakang kebencian mereka terhadap Islam ….. agar supaya lebih banyak anak manusia yang meninggalkan Islaml yang agung ini …….. tidak lebih dari itu….


Apakah hanya umat islam yang masuk surga?

Menurut ajaran islam pada dasarnya memang hanya umat islam saja yang akan masuk surga, sedangkan orang-orang yang menolak untuk memeluk agama islam akan masuk neraka.
Abu Hurairah ra menyampaikan hadits dari Rasulullah saw, bahwasanya beliau bersabda: “Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya! Tidaklah mendengar dariku seseorang dari umat ini baik orang Yahudi maupun orang Nashrani, kemudian ia mati dalam keadaan ia tidak beriman dengan risalah yang aku bawa, kecuali ia menjadi penghuni neraka.”

Hadits di atas diriwayatkan Al-Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya no. 153 dan diberi judul bab oleh Al-Imam An-Nawawi “Wujubul Iman bi Risalatin Nabi saw ila Jami’in Nas wa Naskhul Milali bi Millatihi” (Wajibnya seluruh manusia beriman dengan risalah Nabi saw dan terhapusnya seluruh agama/ keyakinan yang lain dengan agamanya).

Meskipun orang-orang non-islam berbuat berbagai kebaikan di dunia, tetapi di akherat nanti semua akan sia-sia dan tidak bisa membuat mereka masuk surga jika mereka tidak memeluk agama islam.

Al-Quran menegaskan, bahwa amal perbuatan orang-orang kafir itu laksana fatamorgana.
“Dan orang-orang kafir, amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apa pun.” (QS an-Nuur:39).

"Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan". (QS Al Furqon: 23)

Menurut tafsir, yang dimaksud dengan amal mereka disini ialah amal-amal mereka yang baik-baik yang mereka kerjakan di dunia. Amal-amal itu tak dibalasi oleh Allah karena mereka tidak beriman.

Agama Islam lah yang diterima oleh Allah swt dan Dia tidak menerima agama selainnya:“Sesungguhnya agama (yang diterima) di sisi Allah adalah agama Islam.” (Ali Imran: 19)

“Siapa yang mencari agama selain agama Islam maka tidak akan diterima agama itu darinya dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang merugi.” (Ali Imran: 85)

Agama Islam adalah kebenaran mutlak, adapun selain Islam adalah kekufuran. Siapa pun yang enggan untuk beragama dengan Islam yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam maka ia kafir.

“Laknat Allah atas kaum Yahudi dan Nashrani.” (HR. Al-Bukhari no. 435 dan Muslim no. 531)

Apakah Surga Hanya Milik Orang Islam?           
Assalamualaikum wr.wb.
Tidak seperti ajaran sesat versi aktifis Islam liberal, dalam pandangan yang benar dan selamat, bahwa seorang yang tidak pernah menyatakan diri masuk Islam, tidak mungkin masuk surga. Meski pun dia berbuat baik jauh melebihi perbuatan baik seorang nabi sekalipun. Namun semua itu akan menjadi sia-sia tanpa arti bila tidak pernah mengesakan Allah SWT dan tidak pernah mengakui kenabian Muhammad SAW.

Siapa yang memungkiri jasa dan kebaikan Abu Thalib, paman nabi tercinta? Bukankah dia siap berpalang dada tatkala kafir Quraisy ingin membunuhnya? Bukankah nabi Muhammad SAW sejak kecil telah dipeliharanya, diasuh, disayangi dan diajarkan berdagang? Bukankah Abu Thalib menyayangi Muhammad SAW lebih dari anak-anaknya sendiri?
Namun seribu kali sayang, seorang yang sedemikian dekat pada diri manusia paling mulia, ditakdirkan oleh Allah SWT untuk tidak sampai mengucapkan dua kalimat syahadat. Hingga nafas terakhir dihembuskan, Abu Thalib tidak sempat merasakan manisnya iman. Hingga dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa dia masuk neraka, namun dengan siksa yang paling ringan.

Kalau seorang Abu Thalib yang menjadi kecintaan nabi Muhammad SAW sekalipun tidak bisa masuk surga, apalagi orang kafir yang jelas-jelas ingkar kepada Allah dan ingkar Nabi SAW. Di mana lidahnya belum pernah menyatakan ikrar atas kenabian Muhammad SAW dan membenarkan risalah Islam yang dibawanya. Semua amalnya itu hanya akan melahirkan kesia-siaan belaka.Allah swt berfirman :
>"…Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapuskan amalnya. Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS Al-Ahzab: 19)
>"Yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah lalu Allah menghapuskan amal-amal mereka". (QS
Muhammad: 9)
>"Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan karena mereka membenci keridhaan-Nya, sebab itu Allah menghapus amal-amal mereka".(QS Muhammad: 28)

Dalam masalah ini, sekedar mengerjakan hal-hal yang bernilai Islami tapi tanpa mengakuan atas kebenaran Islam serta tanpa mengakui dirinya sebagai muslim, tidak akan berguna. Sama saja seperti seorang pandir yang setiap hari masuk ke kantor yang bukan tempat kerjanya. Setiap hari dia datang pagi-pagi, melakukan berbagai aktifitas seolah dia adalah pegawai di kantor itu. Padahal dia belum pernah mengajukan lamaran dan namanya tidak terdaftar di dalam kantor itu sebagai pegawai. Di akhir bulan, saat orang-orang mendapat gaji, dia protes karena tidak mendapat gaji. Padahal dia sudah merasa tiap hari masuk kantor dari pagi hingga petang. Tentu semua itu salahnya sendiri. Bagaimana mungkin orang yang tidak pernah diangkat jadi pegawai di suatu kantor dan tidak pernah ada keterikatan apapun, tiba-tiba minta gaji?

Demikian juga dengan orang-orang non muslim, biar segala macam amal kebaikan telah dilakukannya, namun tanpa ada keterikatan formal sebagai muslim, maka semua amalnya itu tidak akan membuatnya menjadi penghuni surga. Meski dia menangis sejadi-jadinya. Semua itu salah dia sendiri.

Kalau dikatakan bahwa surga itu milik umat Islam saja, maka pernyataan itu 100% benar.
Hanya orang yang salah kaprah dan rusak fikrahnya saja yang merasa bahwa orang kafir bisa masuk surga. Bagaimana Allah akan memasukkannya ke surga, padahal dia tidak pernah mengakui Allah SWT sebagai tuhan, tidak pernah mengakui Muhammad SAW sebagai utusan tuhan, tidak pernah mengakui Al-Qur’an sebagai wahyu tuhan dan tidak pernah meyakini hari kiamat?

Orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan adalah mereka dahulu muslimin. Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan isteri-isteri kamu digembirakan.” Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap mata dan kamu kekal di dalamnya.” Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan. (QS Az-Zukhruf: 69-72)

Kalau mau masuk surga, masuk dulu ke agama Islam. Tapi kalau tidak mau masuk Islam, silahkan buat sendiri surga-surgaan dalam alam khayal masing-masing. Sebab di dalam keyakinan seorang muslim sejati, hanya dengan menjadi seorang muslim sajalah kita bisa mendapatkan ridha dari Tuhan. Karena satu-satunya agama yang diridhai hanyalah agama Islam. Selain Islam, mohon maaf deh…

Keluarga Islami

DALIL / HADITS YANG MENJAMIN umat islam MASUK SURGA*

Bissmillahirrahmanirrahim
“Orang-orang yang beriman (Islam) dan mengerjakan amalan shaleh, kelak akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah telah membuat suatu janji yang benar. Dan siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah?” (Qs An-Nisa’ 122; baca juga: Al-Baqarah 82, An-Nisa’ 57, Al-A’raf 42, Yunus 9, Hud 23, Ar-Ra’d 29, Ibrahim 23, Al-Kahfi 107, Maryam 60, Thaha 75, Al-Hajj 14, 23, 56, Al-‘Ankabut 7, 58, Ar-Rum 15, Luqman 8, As-Sajdah 19, Asy-Syura 22, Al-Jatsiyah 30, At-Taghabun 9, At-Thalaq 11, Al-Buruj 11, dll).

Rasulullah SAW dalam banyak sabdanya juga menggaransi umatnya akan masuk surga dan terbebas dari neraka. Tak heran jika kitab Shahih Muslim jilid I terdapat dua bab khusus: “Keimanan yang Membawa Seseorang Masuk ke dalam Surga" dan bab "Orang yang Menghadap Tuhannya dengan Kebulatan Iman yang Mantap, Akan Dimasukkan dalam Surga dan Dihindarkan dari Api Neraka,”

Suatu hari Rasulullah SAW ditanya oleh seorang laki-laki, “Tunjukkan kepadaku amalan apa yang dapat memasukkan aku ke dalam surga?” Rasulullah SAW menjawab: "Menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun, menegakkan shalat, membayar zakat dan menghubungi sanak kerabat.” (HR. Bukhari)

“Barangsiapa bersaksi tiada Tuhan selain Allah, Tuhan Yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya, bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, dan bahwa Isa (yang terjadi dengan) kalimat-Nya, yang disampaikan-Nya kepada Maryam dan (dengan tiupan) ruh dari-Nya, dan bahwa surga adalah haq (benar) dan neraka haq, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga dengan amalan apa pun yang telah ia perbuat” (HR Bukhari).

Rasulullah SAW bersabda:“Ada tiga orang yang semuanya dijamin Allah azza wajalla, yaitu: seorang lelaki yang pergi untuk berperang di jalan Allah, maka ia dijamin oleh Allah hingga Allah mewafatkannya, lalu memasukkannya ke surga dengan segala pahala atau harta rampasan perang yang diperolehnya...” (HR. Abu Daud).
Bahkan umat Islam yang hanya memiliki setitik iman pun punya kesempatan masuk surga, meski sempat masuk neraka karena memiliki dosa selama di dunia. Rasulullah SAW bersabda: “Bila ahli surga telah masuk surga dan ahli neraka telah masuk neraka, maka Allah SWT akan berkata, “Orang yang di dalam hatinya ada setitik iman, hendaklah dikeluarkan. Maka mereka pun keluar dari neraka” (HR Bukhari dan Muslim).

“Dikeluarkan dari neraka orang yang mengucapkan (Laa Ilaaha Illallah) dan di dalam hatinya ada seberat biji dari kebaikan (iman)” (HR Bukhari dan Muslim).
Bahkan Allah SWT bersumpah akan mengeluarkan orang yang mengucapkan syahadatain itu dari neraka.

Dari Anas RA, Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah SWT berfirman: “Demi Izzah-Ku, demi Jala-Ku, demi Kesombongan-Ku dan demi Keagungan-Ku, Aku pasti keluarkan (dari neraka) orang yang mengucapkan (Laa ilaaha illallah)” (HR Bukhari)

Meski sudah dijamin masuk surga, umat Islam tidak boleh takabur dengan memastikan dirinya masuk surga, karena kunci-kunci ilmu ghaib hanya Allah saja yang Maha Tahu (Qs Al-An’am 59). 

Rasulullah SAW merinci lima kunci ilmu ghaib, yaitu: 1) apa yang terjadi esok hari, 2) apa yang dikandung oleh rahim, 3) kapan turun hujan, 4) di bumi mana seseorang akan meninggal, 5) kapan terjadi hari kiamat. “Kunci-kunci ilmu gaib ini hanya Allah yang mengetahuinya: tidak ada yang tahu apa yang terjadi esok hari kecuali Allah, tidak ada yang tahu apa yang dikandung oleh rahim kecuali Allah, tidak ada yang tahu kapan turun hujan kecuali Allah, tidak ada seorang pun yang tahu di bumi mana dia akan meninggal, dan tidak ada yang tahu kapan terjadi hari kiamat kecuali Allah” (HR Bukhari).

Karena tidak tahu apa yang akan terjadi di masa mendatang, terutama kematian, kiamat dan surga-neraka, maka dilarang memastikan masuk surga tanpa ucapan “insya Allah” (Qs Al Kahfi 23-24).
wallahualam

hamba Allah





Akhlak Yang Baik Adalah Surga Dalam Kalbu
Kuhibur diri ini dengan berbagai harapan yang kunanti alangkah sempitnya hidup ini bila tanpa harapan yang luas
Manusia itu adalah cermin bagi manusia yang lain. Apabila seseorang berakhlak baik dalam pergaulannya dengan mereka, mereka pun akan membalasnya dengan berakhlak baik pula kepadanya. Dengan demikian, akan menjadi tenang dan gembiralah jiwa dan hatinya dan akan menjadi baiklah keadaannya karena dia hidup dalam masyarakat yang berteman dengannya.

Apabila seseorang berakhlak buruk lagi keras hatinya, dia akan mendapati orang lain bersikap buruk, kesat dan keras terhadapnya. Barangsiapa yang tidak menghormati orang lain, mereka pun tidak akan menghormatinya.

Orang yang berakhlak baik akan lebih berhasil meraih ketenangan hidup dan lebih terhindar dari kecemasan, ketegangan, dan berbagai gejala yang menyakitkan. Selain itu, berakhlak baik merupakan ibadah kepada Allah SWT dan termasuk hal yang sering dianjurkan oleh islam untuk dilakukan. Allah SWT telah berfirman :“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh” (QS. Al-A’raf : 199)

Allah SWT telah berfirman menggambarkan akhlak rasul-Nya :“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut kepada mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu, kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya” (QS. Ali Imron: 159)

Rasulullah saw telah bersabda:Sesungguhnya orang yang paling kusukai diantara kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya diantara kalian, yaitu mereka yang bersikap rendah diri lagi menyukai orang lain dan mereka menyukainya. Sesungguhnya orang yang paling kubenci diantara kalian adalah orang-orang yang berjalan kian kemari, mengadu domba, memecah belah hubungan antara orang-orang yang saling mengasihi, lagi selalu mencari-cari kelemahan orang-orang lain yang tidak bersalah”

Kata Mutiara pagi Ini
Sesungguhnya sikap ragu-ragu, minder,
dan mencari-cari masalah tanpa harapan
semuanya akan membuat seseorang mengalami depresi mental

eko agus

Mengamalkan Tauhid dengan Semurni2nya Pasti Masuk Surga Tanpa Hisab*
Bismillahirrahmanirrahim,
Firman Allah Ta'ala:"Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang menjadi teladan, senantiasa patuh kepada Allah dan menghadapkan diri (hanya kepada-Nya); dan sama sekali ia tidak pernah termasuk orang- orang yang berbuat syirik (kepada Allah)." (QS An-Nahl: 120)

"Dan orang-orang yang mereka itu tidak berbuat syirik (sedikitpun) kepada Tuhan mereka." (QS Al- Mu'minun: 59)

Hushain bin 'Abdurrahman menuturkan:"Suatu ketika aku berada di sisi Sa'id bin Jubair, lalu ia bertanya: Siapakah diantara kalian melihat bintang yang jatuh semalam? Aku pun menjawab: Aku. Kemudian kataku: Ketahuilah, sesungguhnya aku ketika itu tidak dalam keadaan shalat, tetapi terkena sengatan kalajengking. Ia bertanya: Lalu apa yang kamu perbuat?
Jawabku: Aku meminta ruqyah. Ia bertanya lagi: Apakah yang mendorong dirimu untuk melakukan hal itu?. Jawabku: Yaitu: sebuah hadits yang dituturkan oleh Asy-Sya'bi kepada kami. Ia bertanya lagi: Dan apakah hadits yang dituturkan kepadamu itu? Kataku: Dia menuturkan kepada kami hadits dari Buraidah ibn Al-Hushaib: "Tidak boleh ruqyah karena 'ain atau terkena sengatan...". Sa'id pun berkata: Sungguh telah berbuat baik orang yang mengamalkan apa yang telah didengarnya; 

Tetapi Ibnu 'Abbas menuturkan kepada kami hadits Rasulullah saw bahwa beliau bersabda: "Telah dipertunjukkan kepadaku umat-umat. Aku melihat seorang nabi, bersamanya beberapa orang; dan seorang nabi, bersamanya satu dan dua orang; serta seorang nabi, dan tak seorangpun bersamanya. Tiba-tiba ditampakkan kepadaku suatu jumlah yang banyak; akupun mengira bahwa mereka itu adalah umatku, tetapi dikatakan kepadaku: Ini adalah Musa bersama kaumnya. Lalu tiba-tiba aku melihat lagi suatu jumlah besar pula, maka dikatakan kepadaku: ini adalah umatmu, dan bersama mereka ada tujuh puluh ribu orang yang mereka itu masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab".

Kemudian bangkitlah beliau dan segera memasuki rumahnya. Maka orang-orangpun memperbincangkan tentang siapakah mereka itu. Ada diantara mereka yang berkata: Mungkin saja mereka itu yang menjadi sahabat Rasulullah saw.
Ada lagi yang berkata: Mungkin saja mereka itu orang-orang yang dilahirkan dalam lingkungan Islam, sehingga tidak pernah mereka berbuat syirik sedikitpun kepada Allah. Dan mereka menyebutkan lagi beberapa perkara.

Ketika Rasulullah saw keluar, mereka memberitahukan hal tersebut kepada beliau. Maka beliau saw bersabda: "Mereka itu adalah orang- orang yang tidak meminta ruqyah, tidak meminta supaya lukanya ditempel dengan besi yang dipanaskan, tidak melakukan tathayyur/syirik dan mereka pun bertawakkal kepada Tuhan mereka". Lalu berdirilah 'Ukasyah bin Mihshan dan berkata: Mohonkanlah kepada Allah agar aku termasuk golongan mereka. Beliau saw menjawab: "kamu termasuk golongan mereka". Kemudian berdirilah seorang yang lain dan berkata: "Mohonkanlah kepada Allah agar aku juga termasuk golongan mereka". Beliau menjawab: Kamu sudah kedahuluan 'Ukasyah." (HR Bukhari dan Muslim)

Diposkan oleh Ibnu Muqlah

Ibu, Ayah … Aku Ingin Meraih Surga*

bu, ayah … lewat berbakti padamu lah jalan menuju surga Rabbku.Alhamdulilllah wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala alihi wa shohbihi ajma’in. Dari Abu Hurairah, Nabi saw bersabda,“Sungguh terhina, sungguh terhina, sungguh terhina.” Ada yang bertanya, “Siapa, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, ”(Sungguh hina) seorang yang mendapati kedua orang tuanya yang masih hidup atau salah satu dari keduanya ketika mereka telah tua, namun justru ia tidak masuk surga.”(HR. Muslim)

Dari Abdullah bin ’Umar, ia berkata,“Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua.” (Adabul Mufrod no. 2. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan jika sampai pada sahabat, namun shahih jika sampai pada Nabi saw)

Jasa Orang Tua Begitu Besar
Sungguh, jasa orang tua apalagi seorang ibu begitu besar. Mulai saat mengandung, dia mesti menanggung berbagai macam penderitaan. Tatkala dia melahirkan juga demikian. Begitu pula saat menyusui, yang sebenarnya waktu istirahat baginya, namun dia rela lembur di saat si bayi kecil kehausan dan membutuhkan air susunya. Oleh karena itu, jasanya sangat sulit sekali untuk dibalas, walaupun dengan memikulnya untuk berhaji dan memutari Ka’bah.

Dari Abi Burdah, ia melihat Ibnu ‘Umar dan seorang penduduk Yaman yang sedang thawaf di sekitar Ka’bah sambil menggendong ibunya di punggungnya. Orang itu bersenandung,"Sesungguhnya diriku adalah tunggangan ibu yang sangat patuh.Apabila tunggangan yang lain lari, maka aku tidak akan lari.Orang itu lalu berkata, “Wahai Ibnu Umar apakah aku telah membalas budi kepadanya?” Ibnu Umar menjawab, “Engkau belum membalas budinya, walaupun setarik napas yang ia keluarkan ketika melahirkan.” (Adabul Mufrod no. 11. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih secara sanad)

Berbakti pada Orang Tua adalah Perintah Allah. Allah Ta’ala berfirman,“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (QS. Al Isra’: 23)

Dalam beberapa ayat, Allah selalu menggandengkan amalan berbakti pada orang tua dengan mentauhidkan-Nya dan larangan berbuat syirik. Ini semua menunjukkan agungnya amalan tersebut. Allah Ta’ala berfirman,“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak.” (QS. An Nisa’: 36)

“Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa.” (QS. Al An’am: 151)
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Luqman: 13-14)

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai. berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”.” (QS. Al Ahqaf: 15)

septiyandi

KABAR GEMBIRA DARI ALLAH DAN RASUL-NYA BAHWA UMAT ISLAM DIJAMIN PASTI MASUK SURGA

Assalamualaikum wr.wb
Di dalam Al-Quran Al-Karim dan Hadits-hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam terdapat sekian banyak kabar gembira dan ancaman dari Allah kpd para hamba-Nya yg beriman dan bertakwa kepada-Nya. Jika Allah telah berjanji dengan suatu janji, maka Dia pasti menepatinya. Demikian pula jika Dia telah memberikan peringatan dan ancaman kpd hamba-Nya maka Dia pasti akan menimpakannya jika Dia tidak berkenan mengampuni kesalahan-kesalahan hamba-Nya itu.

Diantara janji Allah kepada para hamba, Dia memberikan kabar gembira dengan masuk surga jika mereka beriman dan bertakwa kepada-Nya serta selalu mengikuti dan mentaati syariat Rasul-Nya shallallahu alaihi wasallam.
Berikut ini saya akan sebutkan beberapa ayat Al-Quran dan hadits shohih yg menerangkan hal itu. Di antaranya:  
1. Allah ta’ala berfirman: “Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu”. Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah : 25)

2. Allah ta’ala berfirman: “Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mu’min lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga ‘Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; Itu adalah keberuntungan yang besar.”.  (QS. At-Taubah : 72)

3. Allah ta’ala berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada dalam surga dan kenikmatan, mereka bersuka ria dengan apa yang diberikan kepada mereka oleh Rabb mereka; dan Rabb mereka memelihara mereka dari azab neraka. Dikatakan kepada mereka): “Makan dan minumlah dengan enak sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan”. Mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli.”.  (QS. Ath-Thuur : 17-20)
4. Allah ta’ala berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal. Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya.” (QS. Al-Kahfi : 107-108)

5. Allah ta’ala berfirman: “Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal shalih, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan baik. Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga ‘Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah.” (QS. Al-Kahfi : 30-31)

6. Allah ta’ala berfirman: “Dan orang-orang yang bertaqwa kepada Rabbnya dibawa ke surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya. “Dan mereka mengucapkan: “Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja kami kehendaki”. Maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal.” (QS. Az-Zumar : 73-74)
  

Rasulullah shallallahu alaihiwasallam bersabda: “Semua umatku pasti akan masuk surga kecuali orang yang enggan.” Para shahabatbertanya, “Ya Rasulullah, siapakah orang yang enggan itu?” Beliau menjawab,“Barangsiapa mentaatiku pasti masuk surga, dan barangsiapa mendurhakaiku makadialah orang yang enggan (tidak mau masuk surga, pent).”. (HR.Al-Bukhari, dari Abu Hurairah ra).

hamba Allah

CIRI CIRI (Lelaki) AHLI SURGA*

Berikut ini akan suguhkan gambaran mengenai sifat-sifat (ciri-ciri) penghuni (Ahli) Surga sesuai dengan dalil dari Alquran dan Sunnah seperti apa yang dipahami salafush shaleh.

Sifat-Sifat Penghuni Al-Jannah
Sungguh kenikmatan-kenikmatan dalam al jannah tidak akan dicapai oleh indera manusia. Belum pernah dilihat oleh penglihatan siapapun, belum pernah didengar oleh pendengaran siapa pun, dan belum pula terbetik dalam hati siapapun. Demikianlah yang dikhabarkan Baginda Nabi Muhammad saw dalam hadits yang diriwayatkan shahabat Abu Hurairah ra: “Allah berfirman ”Aku telah sediakan bagi hamba-hamba-Ku yang shalih (kenikmatan Al jannah) yang belum pernah dilihat mata, didengar telinga, serta terlintas di hati manusia. (HR. Muslim no. 2824)

Kenikmatan-kenikmatan itu menggambarkan, rahmat Allah swt itu betapa luas tanpa batas, bagaikan hamparan tiada bertepi. Yang Allah swt sediakan bagi hamban-hamba-Nya yang shalih. Tapi itu bukan semata-mata hasil amal shalih yang dilakukan oleh seorang hamba, sekalipun ia seorang nabi. Bahkan Nabi Muhammad saw sebagai Imamul Anbiya’ (pemimpin para nabi), ia adalah orang yang pertama kali mengetuk pintu al jannah, hal itu bukan semata disebabkan amal shalih yang ia usahakan, namun berkat rahmat Allah swt.“Sungguh bukanlah seseorang itu masuk al jannah karena amalannya".Para shahabat bertanya: “Demikian juga engkau wahai Rasulullah saw". Beliau saw berkata: “Demikian juga saya, melainkan Allah swt melimpahkan rahmat-Nya kepadaku. (HR. Al Bukhari no. 6463 dan Muslim no. 2816)

Ciri Fisik Penghuni Al Jannah........
Penghuni al jannah memiliki ciri-ciri khusus, di antaranya:
1. Berperawakan seperti Adam.
Dari shahabat Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: “Maka setiap orang yang masuk al jannah wajahnya seperti Adam dan tingginya 60 hasta, setelah Adam manusia terus mengecil hingga sampai sekarang.” (Muttafaqun ‘alaihi)
2. Berusia masih muda.
Dari shahabat Syahr bin Husyab ra, Rasulullah saw bersabda:“Penghuni al jannah akan masuk ke dalam al jannah dengan keadaan rambut pendek, jenggot belum tumbuh, mata bercelak, dan berusia tiga puluh tahun atau tiga pulu tiga tahun.”(HR. At Tirmidzi no. 2468, dihasankan Asy Syaikh Al Albani. Keraguan ini berasal dari perawi, namun dalam riwayat Ahmad, Ibnu Abi Dunya, Ath Thabarani dan Al Baihaqi dengan riwayat tegas tanpa ada keraguan yaitu berusia 33 tahun.Lihat Tuhfatul Ahwadzi 7/215)

Orang yang Pertama Mengetuk Pintu Al-Jannah.......
Orang pertama kali yang mengetuk pintu al jannah, lalu membukanya dan kemudian memasukinya adalah Rasulullah saw. Dari shahabat Anas bin Malik ra, Rasulullah saw bersabda: “Saya adalah orang yang paling banyak pengikutnya pada Hari Kiamat dan saya adalah orang yang pertama kali mengetuk pintu Al Jannah.” (HR. Muslim no. 196)

Masih dari shahabat Anas bin Malik namun dalam riwayat At Tirmidzi, dengan lafadz:“Saya adalah orang yang pertama kali keluar jika mereka dibangkitkan. Saya adalah orang pertama kali bicara, jika mereka diam. Saya adalah pemimpin mereka, jika mereka dikirim. Saya adalah pemberi syafaat kepada mereka, jika mereka tertahan. Saya adalah pemberi berita gembira, jika mereka putus asa. Panji pujian ada digenggaman tanganku. Kunci-kunci al jannah ada ditanganku. Saya adalah keturunan Adam yang paling mulia di sisi Rabb-ku dan tidak ada kebanggaan melebihi hal ini. Saya dikelilingi seribu pelayan setia laksana mutiara yang tersimpan.”

Umat yang Pertama Kali Masuk Al Jannah Dan Ciri-Cirinya......
Sekalipun umat Islam ini adalah umat terakhir, namun Allah swt (dengan rahmat-Nya yang luas) memilihnya sebagai umat yang pertama kali masuk al jannah. Dari shahabat Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda:
“Kita adalah umat terakhir namun paling awal pada hari kiamat. Kita adalah umat yang pertama kali masuk al jannah, meskipun mereka diberi kitab sebelum kita, dan kita diberi kitab sesudah mereka.” (HR. Muslim no. 855)

Selain itu, Allah swt pun menampilkan umat Islam dengan penampilan yang amat indah. Masih dari shahabat Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda:“Rombongan pertama yang masuk Al Jannah laksana bulan purnama, sedangkan rombongan berikutnya bagaikan bintang yang paling berkilau di langit.” (HR. Al Bukhari no. 3327, Muslim no. 2824)

Orang Fakir Miskin Lebih Dahulu Masuk Al-Jannah......
Lalu, siapakah di antara umat Islam yang pertama kali masuk al jannah? Hal yang sama pernah Rasulullah saw tanyakan kepada para shahabatnya. Seraya mereka menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.”
Barulah Rasulullah saw menjelaskan:“Mereka adalah kaum faqir Muhajirin yang terlindungi dari hal-hal yang dibenci. Salah seorang dari mereka meninggal dunia sementara kebutuhannya masih ada di dadanya namun ia tidak mampu menunaikannya.
Para Malaikat berkata: ” Ya Rabb-kami, kami adalah para malaikat-Mu, penjaga-Mu, dan penghuni langit-Mu, janganlah Engkau dahulukan mereka daripada kami memasuki jannah-Mu!. Allah swt berfirman:“Mereka adalah hamba-hamba-Ku yang tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu apapun. Mereka terlindungi dari hal-hal yang dibenci". Ada salah seorang diantara mereka meninggal dunia sementara kebutuhannya masih ada di dadanya yang tidak mampu ia tunaikan. Mendengar jawaban Allah seperti itu, para malaikat segera masuk ketempat mereka dari semua pintu seraya berkata,” Salam sejahtera untuk kalian atas kesabaran kalian. Ini adalah sebaik-baik tempat tinggal.”(HR. Ahmad dan At Thabarabi, dari shahabat Abdullah bin Umar) .

Sementara dalam riwayat Al Imam Muslim dan At Tirmidzi menjelaskan selisih waktu antara rombongan orang-orang fakir dengan orang-orang kaya masuk ke dalam al jannah. Rasulullah saw bersabda:“Orang-orang fakir kaum Muhajirin masuk Al Jannah mendahului orang-orang kaya dari mereka, dengan selisih waktu 40 tahun.” (HR. Muslim no. 2979).
====

Penghuni yang Masuk Al-Jannah Paling Akhir......
Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya aku tahu penghuni neraka yang paling akhir keluar dari neraka dan penghuni al jannah yang paling akhir masuk al jannah.Dia keluar dari neraka dengan merangkak". Allah swt berfirman kepadanya, ‘Pergilah ke al jannah (surga) dan masuklah ke dalamnya!’

Orang tersebut bergegas pergi ke jannah dan tergambar dalam pikirannya bahwa al jannah itu telah penuh sesak. Maka ia pun kembali dan berkata kepada Allah,: ‘Wahai Rabbku, aku dapati al jannah telah penuh!’
Allah pun berfirman kepadanya, ‘Pergilah ke al jannah dan masuklah ke dalamnya! Sesungguhnya engkau berhak atas nikmat sebesar dunia dan sepuluh kali lipatnya.’ Orang tersebut berkata, ‘Wahai Rabbku, apakah Engkau mengejekku dan menertawakanku, karena Engkau Sang Raja Penguasa?” Abdullah bin Mas’ud berkata: “Kulihat Rasulullah saw tertawa hingga terlihat gigi gerahamnya. ” Beliau saw bersabda:“Itulah derajat penghuni al jannah yang paling rendah.”(HR. Al Bukhari no. 6571 dan Muslim no. 186).

Penghuni Al-Jannah Melihat Rabb Mereka Dengan Mata Kepalanya. Kenikmatan tertinggi di dalam al jannah adalah melihat wajah Rabbul ‘alamin. Allah swt berfirman “Allah menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam). Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaikb berupa surga dan ada tambahannya. Dan wajah mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) dengan kehinaan. Mereka Itulah penghuni syurga, mereka kekal di dalamnya.” (QS Yunus: 25-26).

Yang dimaksud dengan ada tambahannya pada ayat di atas yaitu berupa kenikmatan melihat Allah swt. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan Rasulullah SAW dalam sabdanya:“Jika telah masuk penduduk al jannah ke dalam al jannah. Allah swt berkata: “Apakah kalian ingin tambahan dari-Ku. Mereka seraya menjawab: “Bukankah Engkau telah menjadikan wajah-wajah kami bercahaya? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam al jannah (surga) dan menyelamatkan dari an nar (neraka). Kemudian Allah swt membuka hijab-Nya. Maka tidaklah mereka diberi nikmat yang lebih mereka sukai dibanding dengan melihat Allah swta. (HR. Muslim no. 181) .

Akhir kata, demikianlah sebagian keindahan para penghuni al jannah. Dengan sebuah harapan dapat mendorong kita untuk selalu berpacu dalam beramal shalih. Tuk meraih tamasya yang hakiki yang penuh dengan kenikmatan yang abadi. Aamiin, Ya Rabbal ‘alamin.

Doa Mohon Dimasukkan Al-Jannah dan Dijauhkan dari An-Naar
Diriwayatkan dari Ummul Mukminin ‘Aisyah, bahwasanya Rasulullah saw berdo’a:“Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu al jannah (surga) beserta segala sesuatu yang bisa mendekatkan kepadanya dari perkataan dan perbuatan, dan aku berlindung kepada-Mu dari an nar (neraka) beserta segala sesuatu yang bisa mendekatkan kepadanya dari perkataan dan perbuatan”. (HR. Ahmad, dishahihkan Asy Syaikh Al Albani dalam Ash Shahihah no.1542.). Wallahu'alam Bishawab.. —
      oase jiwa

PENDUDUK SURGA YANG BERJALAN DI BUMI

Dengan air wudhu yang membasahi wajahnya, seorang pria bersahaja itu memasuki masjid. Ia sebagaimana orang-orang pada umumnya, sebenarnya biasa-biasa saja jika dilihat dari penampilan luarnya. Namun pada saat itu semua mata orang-orang di dalam masjid tertuju padanya.
Apa keistimewaan dan kelebihan laki-laki itu?
Dialah seorang calon penghuni surga, sebagaimana diisyaratkan Nabi Muhammad SAW kepada para sahabatnya. "Sebentar lagi seorang penghuni surga akan masuk kemari, " demikian sabda nabi SAW menginformasikan kepada sahabat

Tentu saja , informasi Nabi SAW mengenai seorang calon penghuni surga membuat banyak orang merasa penasaran dan bertanya-tanya. Akhirnya, setelah tiga hari berturut-turut sejak Nabi SAW menginformasikan mengenai calon penghuni surga, hanya Abdullah Ibnu 'Amr yang berusaha "memeras otak" untuk mengobati rasa penasarannya.
"Saudara" demikian Abdullah menyapa calon penghuni surga, "telah terjadi kesah-pahaman antara aku dan orang tuaku, dapatkah aku menumpang dirumah anda selama tiga hari?"
Tentu, tentu...." Jawab si penghuni surga.

Niat baik Abdullah bin' Amr untuk berusaha 'mencuri' informasi apa gerangan amalan yang dilakukan calon penghuni surga ternyata sia-sia. Selama tiga hari tiga malam, si calon penghuni surga rupanya tetap tidak menunjukkan sesuatu yang istimewa. Tidak ada ibadah khusus , tidak ada puasa sunnah, tidak juga shalat malam secara istiqamah,dan seterusnya.Si calon penghuni surga juga kepasar seperti halnya orang-orang yang kepasar setiap harinya, berdagang atau membeli sesuatu.

Karena Abdullah Bin' Amr merasa kehabisan akal cara mendapatkan "bocoran informasi" mengenai calon penghuni surga secara diam-diam, maka akhirnya ia berterus terang, "Apakah yang anda perbuat sehingga Anda mendapat jaminan surga?"
"Apa yang anda lihat itulah" ( Jawab si penghuni surga yang malah membuat bingung Abdullah bin 'Amr. Maka karena ia merasa tak bisa membongkar jawaban dari calon penghuni surga, Abdullah buru-buru segera mohon diri.

Untungnya , si calon penghuni surga segera menghentikan seraya menambah penjelasannya, "Apa yang anda lihat itulah yang saya lakukan, ditambah sedikit lagi yaitu, "SAYA TIDAK PERNAH MERASA IRI HATI TERHADAP SESEORANG YANG DIANUGERAHI NIKMAT OLEH TUHAN. TIDAK PERNAH PULA MELAKUKAN PENIPUAN DALAM SEGALA AKTIVITAS SAYA."

Abdullah Bin'Amr pun menganggukkan kepala seraya bergumam lirih, "Rupanya yang demikian itulah yang menjadikan Anda mendapat aminan surga."
Iapun segera mohon diri dari hadapan calon penghuni surga. Sambil berjalan, ia terus merenung , Mampukah menjalankannya?"

(M.Quraish Shihab, lentera hati . 1997)

Seorang Pelacur yang Masuk Surga Karena Menolong Anjing

Sesungguhnya, setiap orang beriman berhak atas surga. Tak peduli apa statusnya. Orang yang mulia atau mereka yang hina-dina. Karena surga adalah milik Allah, maka terserah kepada Allah, siapa yang diridhoi-Nya untuk masuk ke dalam surga-Nya itu. Dan Rasulullah SAW telah mengindikasikan bahwa seorang ahli ibadah tidak serta-merta mendapat jaminan akan masuk surga, karena surga lebih diutamakan bagi mereka yang mencintai Allah dengan sesungguh-sungguhnya kecintaan.

Seperti juga kita, maka pastilah kita lebih suka kepada orang yang kita sukai untuk datang ke rumah kita, daripada mereka yang selalu memuja-muji kita – dengan niat bergelimang pamrih. Demikianlah juga Allah memilih mereka yang lebih dicintai-Nya. Dan Dia Maha Mengetahui akan segala yang tertampak pada lahir dan terbersit dalam batin....

Maka, hendaknya kita tidak jadi merasa heran saat mengetahui bahwa Allah telah memasukkan seorang pelacur ke dalam surga-Nya yang mulia. Karena Dia sungguh mengetahui apa-apa yang selayaknya dianugerahkan kepada hamba-hamba-Nya.

Tapi, bagaimana ceritanya kok seorang pelacur bisa sampai masuk ke surga? Silakan menyimak riwayat berikut ini. Semoga menjadi pelajaran dan teladan bagi kita, untuk meraih ridho Allah.

Pada suatu hari, dalam suatu majelis, seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai, Rasulullah. Apakah hanya orang-orang ahli ibadah saja yang akan masuk surga?”
Dengan tegas Rasulullah menjawab, “Tidak. Sesungguhnya, seseorang itu masuk surga bukan semata-mata karena ibadahnya, melainkan karena ketulusan cintanya kepada Allah.”

Penasaran, orang itu bertanya lagi, “Apa itu berarti... hanya para aulia dan alim-ulama saja yang akan masuk surga?”
Rasulullah kembali menegaskan, “Tidak, bukan begitu. Karena sesungguhnya telah ada seorang pelacur yang masuk ke surga.”

Keruan saja semua yang hadir di majelis itu jadi kaget dan bertanya-tanya. Maka Rasulullah saw lalu menceritakan mengenai pelacur itu.
Suatu hari, di tengah suatu musim kemarau yang amat kering, tutur Rasulullah, ada seekor anjing liar yang hampir mati kehausan. Anjing ini amat buruk rupanya dan penuh kudis badannya. Karena amat hausnya, anjing itu sampai menjilat-jilat tanah lembab di depan rumah seorang ulama terkenal. Melihat makhluk menjijikkan itu, si ulama segera mengusirnya dan bahkan melemparinya dengan batu.

Anjing itu lari ketakutan sampai ke luar desa, dan akhirnya – karena lelah dan kehausan – hewan malang itu ambruk di pinggir sumur. Nampaknya, tak ada harapan lagi buat anjing itu. Dia pasti mati kalau tidak segera mendapatkan minum.

Namun di saat kritis itu, lewat seorang pelacur. Ia melihat anjing itu, terbaring putus asa dengan lidah terjulur dan napas tersengal-sengal, dan ia merasa iba. Maka, ia lalu melepas terompahnya (alas kakinya) dan merobek gaunnya. Dengan sobekan gaun dan terompah itu ia lantas membuat timba untuk mengambil air dari sumur, lalu memberi anjing itu minum.

Setelah puas minum, anjing itu sehat kembali dan lantas pergi. Si Pelacur merasa gembira melihat anjing itu tidak jadi mati kehausan. Melihat apa yang telah diperbuat oleh hamba-Nya yang pelacur itu, Allah mengatakan kepada malaikatnya: “Catatlah hamba-Ku itu. Dia adalah salah satu hamba-Ku yang akan masuk surga pertama.”

“Subhanallah...!” puji orang-orang yang hadir dalam majelis itu, dengan harapan baru tumbuh dalam hati mereka akan kasih sayang Allah.

Dan kita... apa yang telah kita lakukan sehingga kita punya harapan untuk layak memperoleh anugerah sehebat itu dari Allah?


KISAH ISLAMI

BOLEHKAN BERDOA'A AGAR KLAK TDK MENDPT BDADARI DISURGA DAN HANYA BERDUA DG ISTRI?
Dalam beberapa nash Al-Quran dan As-Sunnah, laki-laki yang masuk surga kelak akan mendapatkan bidari di surga, bahkan mereka sudah menanti laki-laki tersebut di surga.  Mengenai hal ini Silahkan baca lebih lanjut: Mengapa laki-laki disiapkan bidadari sedangkan wanita tidak disiapkan bidadara?
Salah satu dalil mengenai hal ini. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,ا
“Tidaklah seorang wanita menyakiti suaminya di dunia kecuali istrinya di akhirat dari bidadari akan berkata, “Janganlah engkau mengganggunya, semoga Allah membinasakanmu. Sesungguhnya ia hanyalah tamu (sebentar) di sisimu, sebentar lagi ia akan meninggalkanmu menuju kami” [HR At-Thirmidzi dan Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Shahihah no 173]
Pertanyaan:
Saya Mengetahui bahwa seorang laki-laki muslim di surga akan dipasangkan dengan bidadari –insyaAllah- akan tetapi saya tidak menginginkan bidadari di surga, saya ingin berdua saja dengan istri saya di surga. Saya belum menikah akan tetapi saya berdoa/berangan-angan seperti ini agar saya dan istri hanya berdua di surga. Bisa jadi kalian menganggap pertanyaan saya bodoh akan tetapi saya mencari kebenarannya. Jujur saja, saya berdoa kepada Allah dan semoga Allah menerimanya. Apakah hal ini mungkin?
Jawaban:
Yang nampak dari apa yang engkau katakan merupakan “melampui batas dalam berdoa” doa tersebut tidak dikabulkan. Di antara sebabnya:
1.menolak keutamaan dari Allah Ta’ala kepada hambanya, di mana Allah memuliakan hambanya denagn balasan surga. Nash menunjukkan keadaan mereka dan apa yang mereka perbuat. Hakikat doamu adalah penolakan terhadap nikmat yang Allah berikan. Allah memotivasi dengan hal ini. Sebagaimana Firman-Nya.
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman. (yaitu) di dalam taman-taman dan mata-air-mata-air. mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan. demikianlah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari.” (Ad-Dukhan: 51-54)

Doa  engkau agar tidak dinikahkan dengan bidadari, menunjukkan bahwa engkau tidak mengetahui hakikat nikmat yang Allah berikan kepada penduduk surga. Barang siapa yang membatasi nikmat (dengan bidadari) hanya sekedar jimak saja maka ia telah keliru dalam memahami, ia tidak mengetahui dengan benar. Misalnya ada sebuah riwayat bahwa bidadari akan bernyanyi untuk suami-suami mereka di surga.
Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Sesungguhnya para bidadari di surga akan menyanyikan bagi suami mereka dengan suara yang merdu, hanya didengar oleh suaminya saja. Di antara (lirik) yang mereka nyanyikan adalah. “kami adalah bidadari yang jelita dan baik hati, pasangan bagi kaum yang mulia” (HR. Thabrani dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib)
Nampaknya yang menyebabkan keinginan dan doa engkau seperti ini adalah pengaruh dari kisah-kisah cinta dan romantisme. Yang kisah ini terlalu berlebihan dalam menggambarkan cinta. Tidak mengapa mencintai dua orang istri bagi sebagian orang. Bahkan ini adalah perkara yang diperintahkan dan terpuji. Akan tetapi berlebihan dalam hal ini sampai-sampai lari/menolak untuk menikah lagi di dunia, padahal Allah mensyariatkannya (poligami) dan ada banyak mashalahat dunia dalam hal ini. Ini adalah hal yang mungkar.
Ketahuilah wahai hamba Allah bahwa di surga nanti keadaannya berbeda dengan keadaan di dunia, tidak ada yang sama dengan dunia kecuali namanya saja. Maka bersunguh-sungguhlah untuk menempuhnya. Berdoalah kepada Allah agar menjadikan engkau termasuk penghuninya. Kemudian engkau mengqiyaskan dengan keadaaan di dunia. Janganlah engkau membatasi rahmat Allah yang luas. Jika engkau menjadi penghuni surga –insyaAllah- maka kelak engkau akan mengetahui bahwa keadaaannya berbeda.”[Syaikh Shalih Al-Munajjid sumber: http://islamqa.info/ar/ref/160958, dengan sedikit perubahan]

@Pogung Lor-Yogya, 10 Rajab 1434 H
Penyusun:  Raehanul Bahraen



Tidak ada komentar:

Posting Komentar