Senin, 02 Februari 2015

peradaban islam


 
 PERADABAN ISLAM

            Ajaran-ajaran islam yang diyakini oleh umat islam mengandung nilai-nilai islam yang memiliki peran yang sangat penting didalam mengembangkan kebudayaan islam. Disamping itu, ajaran-ajaran islam juga dapat membumikan ajaran utama ( yang sebagai syariah) sesuai dengan kondisi dan kebutuhan hidup umat manusia. Manusia sering dikatakan sebagai mahluk yang paling tinggi dibandingkan dengan mahluk lainnya. Tingginya harkat dan martabat manusia karena manusia mempunyai akal budi. Dengan adanya akal budilah, manusia mampu menghasilkan kebudayaan yang cenderung membuat manusia menjadi lebih baik dan lebih maju. Dengan kebudayaan tersebut manusia memperoleh banyak kemudahan dan kesenangan hidup. Akal budi pun mampu menciptakan dan melahirkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan keseluruhan yang dihasilkan akal budi tersebut dapat dikelola untuk menghasilkan produk-produk yang dapat dimanfaatkan oleh manusia guna menuju peradaban yang modern.
            Seiring dengan berkembangnya wawasan manusia akan lebih dapat memilah-milah bagian-bagian yang positif dan negative untuk diri pribadi dan orang lain. Dengan peradaban manusia yang semakin modern maka pola pikir manusia akan lebih berkembang. Apabila dikaitkan dengan kebudayaan islam maka manusia merupakan suatu fungsi yang di gunakan untuk meneruskan kebudayaan islam dimasa lalu untuk menjalankan peradaban modern. Kebudayaan islam digunakan sebagai pedoman agar manusia tidak terjerumus dalam hal-hal yang negatif dan manusia dapat memahami betapa pentingnya mempelajari tentang kebudayaan islam agar kita sebagai umat islam dapat tahu betul bagaimana sebenarnya kebudayaan islam yang sesungguhnya.
Pada umumnya Islam, peradaban Islam di dunia telah memberikan pengaruh besar bagi perkembangan suatu negara, begitupun Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Sejak zaman pra sejarah penduduk kepulauan Indonesia di kenal sebagai pelayar-pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal abad masehi sudah ada rute-rute pelayaran dan perdagangan antara kepulauan Indonesia dengan berbagai daerah di Asia Tenggara. Pelabuhan penting di Sumatera dan Jawa antara abad ke-1 – ke-7 M  sering di singgahi pedagang Asing. Pedagang-pedagang muslim dari Arab, Persia dan India juga ada sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang pada abad ke-7 ketika Islam pertama kali berkembang di Timur Tengah.
Malaka merupakan pusat lalu - lintas perdagangan dan pelayaran karena hasil hutang dan rempah-rempah dari seluruh pelosok nusantara di bawah di Cina dan India. Dari berita Cina dapat diketahui bahwa pada masa dinasti tang orang-orang sudah ada di kantong dan Sumatra. Perkembangan pelayaran dan perdagangan antara Asia bagian barat dan timur disebabkan  oleh kerajaan Islam di bawah Bani Umayyah dan kerajaan Cina zaman di nasti Tang.
Penduduk kepulauan Indonesia masuk Islam bermula dari penduduk pribumi di koloni pedagang muslim itu. Menjelang abad ke-13, masyarakat muslim sudah ada di samudra Pasai, Perlak, Palembang di Sumatra. Di Jawa makan Fatimah binti Maimun di Leran Gresik 475 H, sampai berdirinya kerajaan-kerajaan Islam.
1.   Sejarah Masuknya Islam di Indonesia
            Negara Indonesia mengikhtisarkan asal kedatangan Islam menjadi tiga teori besar. Pertama, teori Gujarat, India. Islam dipercayai datang dari wilayah Gujarat – India melalui peran para pedagang india muslim pada sekitar abad ke-13 M. kedua, teori makkah. Islam dipercaya tiba di Indonesia langsung dari timur tengah melalui jasa para pedagang arab muslim sekitar abad ke-7 M.ketiga, teori Persia. Islam tiba di Indonesia melalui peran para pedagang asal Persia yang dalam perjalanannya singgah ke Gujarat sebelum ke nusantara sekitar abad ke-13 M.melalui kesultanan tidore yang juga menguasai tanah papua, sejak abad ke-17, jangkauan terjauh penyebaran Islam sudah mencapai semenanjung onin di kabupaten fakfak, papua barat, Hamka berpendapat bahwa pada tahun 625 M sebuah naskah tiongkok mengkabarkan bahwa menemukan kelompok bangsa arab yang telah bermukim di pantai barat Sumatra.
Islam telah dikenal di Indonesia pada abad pertama hijriah atau 7 masehi, meskipun dalamfrekuensi tidak terlalu besar hanya melalui perdagangan dengan para pedagang muslim yang berlayar ke Indonesia untuk singgah untuk beberapa waktu.  Islam masuk ke indonesia melalui beberapa saluran antara lain sebagai berikut:
a.  Saluran Perdagangan
Pada taraf permulaan, saluran Islamisasi adalah perdagangan. Kesibukan lalu lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 M membuat pedagangan-pedangan muslim (Arab, Persia dan India) turut ambil bagian dalam perdangan dari negeri-negeri bagian barat, tenggara dan timur benua asia. Saluran Islamisasi melalui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan, bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham.
b.      Saluran Perkawinan
            Dari sudut ekonomi, para pedagang muslim memiliki status sosial yang lebih baik dari pada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumu terutama putri-putri bangsawan, tertarik untuk menjadi istri saodagar-saodagar itu. Sebelum kawin, mereka di Islamkan lebih dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan, lingkungan mereka makin luas. Akhirnya, timbul kampung-kampung, daerah-daerah, dan kerajaan-kerajaan muslim. Dalam perkembangan berikutnya, adapula wanita muslim yang dikawini oleh keturunan bangsawan, tentu saja setelah yang terakhir ini masuk Islam terlebih dahulu.
c.    Saluran Tasawuf
Pengajar-pengajar Tasawuf atau para sufi, mengajarkan teosofi yang bercampur dengan ajaran yang sudah di kenal luas oleh masyarakat Indonesia. Diantara ahli-ahli Tasawuf yang memberikan ajaran mengandung persamaan dengan alam pikiran Indonesia pra-Islam itu adalah Hamzah Fansuruh di Aceh, Syaik Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa. Ajaran mistik seperti ini berkembang di abad ke-19 M bahkan di abad ke-20 M ini.
d.   Saluran Pendidikan
Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun pondok yang di selenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai, dan ulama-ulama. Di pesantren atau pondok itu, calon ulama, guru agama dan kiai mendapat pendidikan agama. Setelah keluar dari pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masing kemudian berdakwa ke tempat tertentu mengajarkan Islam. Misalnya, pesantren yang didirikan oleh Raden Rahmat di Ampel Denta Surabaya dan Sunan Giri di Giri.
e.       Saluran Kesenian
Saluran Islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang. Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih di petik dari cerita Mahabharata dan Ramayana, tetapi didalam cerita itu disisipkan ajaran dan nama-nama pahlawan Islam. Kesenian-kesenian lain juga dijadikan adalah Islamisasi, seperti sastra (hikayat, badad, dan sebagainya), seni bangunan, dan seni ukir.
f.       Saluran Politik
Di Maluku dan Sulawesi Selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini. Kebangkitan Islam semakin berkembang membentuk organisasi-organisasi sosial keagamaan.
Pengetahuan mereka akan kemiskinan, kebodohan, dan ketertindasan masyarakat Indonesia, pada saatnya mendorong lahirnya organisasi sosial, seperti Budi Utomo, Taman Siswa, Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Jong Selebes, dan lain sebagainya.
2.      Perjuangan Kemerdekaan Umat Islam
a.       Masa Kolonial Belanda
Nasionalisme dalam pengertian politik, baru muncul setelah H. Samanhudi menyerahkan tampuk pimpinan SDI pada bulam Mei 1912 kepada HOS Tjakroaminoto yang mengubah nama dan sifat organisasi serta memperluas ruang geraknya. Sebagai organisasi politik pelopor nasinalisme Indonesia, SI pada dekade pertama adalah organisasi politik besar yang merekrut anggotanya dari berbagai kelas dan aliran yang ada di Indonesia. Waktu itu, ideologi bangsa memang belum beragam, semua bertekat ingin mencapai kemerdekaan. Tjokroaminoto dalam pidatonya pada Kongres Nasional Sarekat Islam yang berjudul “Zulfbetuur” tahun 1916 di Bandung mengatakan:
Tidak pantas lagi Hindia di perintah oleh negeri Belanda, bagaikan tuan tanah yang menguasai tanah-tanahnya. Tidak pada tempatnya, menganggap Hindia sebagai seekor sapi perahan yang hanya diberi makan demi susunya. Tidaklah pantas, untuk menganggap negeri ini sebagai tempat kemana orang berdatangan hanya untuk memperoleh keuntungan dan sekarang sudah tidak pada tempatnya lagi bahwa penduduknya, terutama anak negerinya sendiri, tidak mempunyai hak turut bicara dalam soal-soal pemerintahan yang mengatur nasib mereka.

Demikianlah SI memperjuangkan pemerintahan sendiri bagi penduduk Indonesia, bebas dari pemerintahan Belanda. Namun demikian, dalam perjalanan sejarahnya, dikalangan tokoh-tokoh dan organisasi-organisasi pergerakan, mulai terjadi perbedaan-perbedaan taktik dan program; golongan revolusioner berhadapan dengan golongan moderat; dan politik koperasi tidak sejalan dengan politik non-koperasi dan dilakukan oleh golongan tertentu. Puncak perbedaan itu terjadi didalam tubuh SI sendiri, yang memunculkan kekuatan baru dengan ideologinya sendiri, komonisme.
Banyak kalangan pergerakan yang kecewa terhadap perpecahan itu. Mereka kecewa lagi, karena perpecahan itu bukan saja menunjukkan perbedaan taktik, tapi lebih itu, masing-masing golongan semakin mempertegas ideologinya. Sejak itu, SI dengan tegasnya menyatakan ideologi Islamnya. Nasionalisme yang dikembangkannya adalah nasionalisme yang berdasarkan ajaran-ajaran Islam.
 ‘… perpecahan antara ketiga golongan tersebut, menurut Abuddin, disebabkan oleh pendidikan yang mereka terima bersifat barat. Pendidikan Belanda memang diusahakan agar menimbulkan antisipasi dari agama kalangan pelajar, …
Perpecahan itu lebih merupakan kelanjutan wajar dari latar belakang budaya masyarakat, terutama Jawa. Proses Islamisasi damai di Indonesia, dengan ajaran Islam dan nilai-nilai budaya.
Usaha-usaha untuk mempersatukan kembali partai-partai politik dengan aliran-aliran ideologi itu, meskipun dalam benuk federasi, selalu berakhir dengan kegagalan. Sementara itu, konflik ideologi terus berkembang dan kadang-kadang mengeras. Ada pula yang mempertanyakaan lembaga-lembaga Islam, seperti poligami, dan ibadah haji. Tuduhan lain, Islam Arab merupakan suatu bentuk imperialisme yang tidak kalah jeleknya dari Belanda.
Di awal tahun 1940an, Soekarno yang pernah mendalami ajaran Islam, mencoba mendamaikan konflik-konflik itu dengan berusaha mengutip pendapat pemikir-pemikir pembaharu di negara-negara Islam timur tengah, termasuk Turki. Namun, konsep politik Islamnya lebih banyak merupakan penerapan sekularisme, sebagaimana yang di praktekkan oleh Kemal Attaturk di Turki.
b.      Masa Pendudukan Jepang
              Kemunduran progresif yang dialami oleh partai-partai Islam seakan mendapatkan dayanya kembali setelah Jepang datang menggantikan posisi Belanda. Jepang berusaha mengakomodasi dua kekuatan.
Jepang kemudian menjanjikan kemenrdekaan Indonesia dengan mengeluarkan maklumat Gunseikan No. 23/29 April 1945, tentang pembentukan badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Berbeda dengan situasi sebelumnya, yang kalangan Islam mendapat pelayanan lebih besar dari Jepang, keanggotaan BPUPKI di dominasi oleh golongan nasionalis “Sekular”, yang ketika itu lazim disebut golongan kebangsaan. Didalam badan inilah, Sukarno mencetuskan ide pancasilanya.
Setelah itu, dialog resmi ideologis antara dua golongan terjadi dengan terbuka dalam suatu forum. Panitia sembilan, semacam sebuah komisi dari forum itu, membahas hal-hal yang sangat mendasar, preambul UUD. Lima orang mewakili golongan nasionalis “Sekular” (Sukarno, Muh.Hatta, Muh. Yamin, Maramis dan Subardjo) dan empat orang lainnya mewakili Islam (Abdul Kahar Muzakkir, Wachid Hasyim, Agus Salim dan Abikusno Tjokrosujoso). Kompromi yang dihasilkan panitia ini kelak dikenal sebagai piagam Jakarta. Pada prinsip ketuhanan terdapat anak kalimat dengan kewajiban melaksanakan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar